"Tokoh Ubaydillah baru eksis manuskrip di abad kesembilan hijriah. Jadi selama lebih dari 500 tahun dokumen (manuskrip menceritakan tokoh Ubaydillah) tidak ada," terangnya.
Sosok pendiri Institute Syrian Christians Study (ISCS) yang kini memeluk Agama Islam itu menjelaskan bahwa manuskrip pada abad kesembilan Hijriah tidak dapat diakui, karena ditulis oleh tokoh internal kelompok Ba'alawi.
“Masalahnya ada tidak dokumen eksternal (di luar milik Ba’alawi) yang mengisahkan tokoh bernama Ubaydillah. Tidak ada, adanya hanya di kelompok Ba’alawi saja, itulah masalahnya,” imbuhnya.
“Kalau Nabi Muhammad SAW saja yang hidup ribuan tahun lalu, ada manuskrip eksternalnya, apa mungkin Ubaydillah yang diklaim sebagai tokoh Ba’alawi, yang hidup dekat dengan zaman kita tidak ada manuskripnya. Kalau tidak ada berarti memang (tokohnya) tidak ada, jangan diada-adakan,” sambungnya.
Prof. Menachem Ali bicara soal Nasab Ba'alawi.
Lebih lanjut, menurutnya apabila Ubaydillah ini merupakan tokoh historis, maka seharusnya semasa hidupnya antara abad kelima atau keenam terdapat manuskrip yang mengisahkan tentang sosok dan sepak terjang.
“Kalau memang tidak disebut di manuskrip. Memang tokoh ini, maaf harus saya katakan, tokoh ini dipersoalkan," jelas Prof. Menachem Ali.
“Jadi dapat disimpulkan tokoh ini ditulis dalam rangka glorifikasi, sebagai orang yang memiliki kaitan dengan tokoh tersebut,” terangnya.
Load more