Respons Menohok Prof. Menachem Ali soal Nasab Ba'alawi, Menurutnya Habib di Indonesia Itu keturunan ...
- Kolase tvOnenews
Kyai Imad mengatakan bahwa Ahmad bin Isa ini wafat 345 Hijriah berarti beliau adalah beliau adalah orang yang hidup di abad ke-4.
"Dari situ saya mencari kitab-kitab yang ada di abad keempat, kitab-kitab sejarah itu sudah ada di abad keempat, namun yang khusus menerangkan apakah Ahmad bin Isa ini punya anak ini belum ada," jelasnya.
"Kemudian saya cari di abad ke-5 baru ada, kitab yang menerangkan tentang siapa itu Ahmad bin Isa, dan berapa saja anaknya, ada kitab tahdzibul nasab karya alubadili, ada kita Almajdi karya al-umari," terangnya.![]()
KH Imaduddin Utsman al-Bantani tegaskan nasab Habib itu tidak ada.
KH Imaduddin Utsman menyamapaikan bahwa sampai akhirnya di abak ke-10, baru lah ada nama-nama yang disebut oleh klan Habaib ini sebagai nama leluhur mereka.
"Dari abad ke-4, 5, 6, 7, 8 ini sudah diterangkan bahwa namanya Ahmad bin Isa hanya mempunyai anak tiga, Muhammad, Ali, dan Husain," tuturnya.
"Tidak ada anak dari Ahmad bin Isa yang bernama Ubaid, Ubaidillah. atau Abdullah, tidak ada," paparnya.
Prof. Menachem Ali respons soal Nasab Habib di Indonesia
Pakar Filologi, Prof. Menachem Ali menanggapi soal polemik Nasab Ba'alawi atau disebut sebagai keturunan Nabi Muhammad di Indonesia, dia berpandangan bahwa pernyataan dari Imaduddin Utsman tidak sepenuhnya keliru soal Habib.
Hal ini karena menurutnya, tidak pernah ditemukan manuskrip eksternal (selain yang dimiliki oleh kelompok Ba'alawi) yang berkisah tokoh bernama Ubaydillah anak Ahmad bin Isa.
“Jika saya ditanya apakah dokumen mengenai tokoh yang bernama Ubaydillah itu eksis pada zaman (Ahmad bin Isa), maka saya bilang tidak ada,” ujar Menachem Ali dilansir YouTube Rhoma Irama Official.
Prof. Menachem Ali mengatakan bahwa tidak ada ditemukan manuskrip yang menjelaskan tokoh bernama Ubaydillah, terhitung dari abad keempat, kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan.
"Tokoh Ubaydillah baru eksis manuskrip di abad kesembilan hijriah. Jadi selama lebih dari 500 tahun dokumen (manuskrip menceritakan tokoh Ubaydillah) tidak ada," terangnya.
Load more