tvOnenews.com - Guru Gembul secara terbuka berbicara soal adanya kasus pembuat sertifikat habib palsu dan bisnis air sholawatan yang mengeruk keuntungan miliaran rupiah.
Guru Gembul dikenal atas pernyataan-pernyataannya yang kritis ketika memberikan opini terhadap permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia.
Terutama ketika membahas soal agama, sejarah, politik, dan soal konspirasi.
Guru Gembul di podcast kasisolusi.
Dalam kesempatan bincang di podcast Kasisolusi, Guru Gembul membongkar praktek bisnis air sholawatan yang dilakukan oleh pemuka agama.
Dia berpandangan bahwa ajaran di Agama kita itu visinya adalah bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang.
"Karena kita adalah khalifah, nah bagaimana kita memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada umat manusia, kalau misalkan ilmu-ilmu itu langsung dibatas-batasi," ungkapnya dilansir Youtube Kasisolusi.
"Kemudian ilmu yang bukan Islam pun dikatakan sebagai ilmu Islam, yang tadi itu mau hafal Al-Qur'an berarti cara puasanya adalah seperti ini," tuturnya.
Seperti ada anggapan atau kepercayaan bahwa jika ilmunya mau berkah, nanti kalau ada ulama atau Ustaz cium tangannya.
"Cium tangannya, cium kakinya, cium pantatnya, itu beneran seperti itu yang kejadian. Nah yang bukan Islam dianggap sebagai Islam, kemudian disakralkan sebagai ilmu-ilmu yang justru adalah bagian dari Islam," jelasnya.
Ilmu seperti Kimia, Fisika, dan sebagainya itu dianggap sebagai ilmu yang Islam, jadi terbalik pemahamannya.
"Ciri khas dari akhir zaman itu adalah yang baik kelihatan buruk, yang buruk kelihatan baik," jelas Guru Gembul.
Kemudian, Guru Gembul di tengah-tengah pembicaraan mengatakan bahwa bisnis air sholawatan itu meraup keuntungan sampai miliaran rupiah.
"Jadi si Guru itu bacain air, nah airnya bisa jadi Rp10 juta tuh, bahkan di internet sekarang, obat kanker udah di sholawatin sama guru ini, ada banyak di situ," terangnya.
"Akhirnya menjadi bisnis, gurunya akhirnya jadi punya mobil sport, rumahnya gede, itu jualan air," tuturnya.
Tak hanya itu, Guru Gembul mengungkapkan bahwa di Kalimantan baru saja terbongkar sindikat pembuat sertifikat keturunan Nabi.
Jual beli sertifikat keturunan Habib Palsu ini sempat menjadi perhatian publik.
"Jadi kalau bayar ke si orang itu, maka orang itu akan digelari ini sesuai (keturunan Nabi), dikasih sertifikat dan akhirnya dia jadi Habib," terangkannya.
"Jadi Habib palsu?" tanya Dery kasisolusi.
"Iya, kenapa orang rela membayar dan melakukan hal itu, karena kalau sudah menjadi Habib, dia ngomong apa saja, bayarannya bisa langsung gede, walaupun ngomong nggak jelas pun bisa langsung gede (bayarannya)," pungkasnya.
Rabithah Alawiyah merupakan lembaga otoritatif yang memberi legitimasi pewaris garis keturunan Nabi Muhammad SAW, dan menghimpun WNI keturunan Arab.
Lembaga yang didirikan pada tahun 1928 ini juga memiliki pelayanan untuk pencatatan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW.
Jika ada pertanyaan bahwa ada karomah, menurut Guru Gembul bahwa karomah itu tidak bisa diklaim karena sesuatu yang gaib.
"Misalkan saya tiba-tiba terbang, apakah itu kekuatan jin atau itu karomah dari Allah siapa yang tahu, metodologi apa yang bisa membuktikan bahwa itu berasal dari Allah, kan nggak tahu," tuturnya.
"Jadi urusan gaib, nggak boleh diklaim sama orang lain, jadi kalau misalkan ada Wali, wali itu ada tapi berhak nggak diklaim oleh sama orang lain,'oh ini Wali, siapa yang tahu, bisa benar bisa juga salah," tandasnya.
Karena itu merupakan perkara yang baik, lebih baik kita tidak usah berspekulasi pada hal-hal yang gaib.
Kemudian, Guru Gembul mengatakan bahwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) baru-baru ini melakukan sidak terhadap makam palsu.
"Buat apa? duit ya, jadi kalau mau ziarah bayar dulu minta doa," ucap Dery penuh pertanyaan.
"Iya duit, sekarang itu bisnis ziarah gede banget, jadi kalau misalkan ada pengajian-pengajian pakai travel datang ziarah ke makam ini, makam ini," terangnya.
"Kalau datang ke ziarah ke Wali Songo beneran misalkan, mungkin itu masih, tapi ini bikin sendiri, jadi ada makan tidak dikenal, dipasangi ini Habib anu, Kiau anu, Ustaz anu, ini Syekh anu dan sebagainya," tuturnya.
Guru Gembul mengatakan bahwa ada banyak yang ketahuan sama MUI, karena adanya laporan bahwa makam kakeknya dicabut nisannya kemudian diganti menjadi Habib.
"Terus tiba-tiba ada kencleng-nya (kotak infaq)," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap kasus pembuatan laman atau website dan sertifikat palsu dari Rabithah Alawiyah, lembaga otoritatif yang memberi legitimasi pewaris garis keturunan Nabi Muhammad SAW.
"Satu orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut yakni, JMW (24), pria asal Bulak Simpul, Kalideres, Jakarta Barat, " kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi, Senin.
Ade Safri menjelaskan kasus ini bermula saat korban bernama Ahmad Ramzy Ba'abud melaporkan sebuah website yang mengatasnamakan Rabithah Alawiyah, yaitu https://maktabdaimi.blogspot.com/?m=1.
Korban juga telah membuat laporan polisi dengan Nomor : LP/B/7725/XII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA, tanggal 26 Desember 2023.
"Yang mana di dalam blogspot tersebut berisi tentang nasab semua habib yang sudah terdata di Rabithah Alawiyah, selain itu pemilik blogspot tersebut menduplikasi logo milik Rabithah Alawiyah sehingga seolah-olah adalah blogspot resmi dari Rabithah Alawiyah," katanya.
Ade menambahkan selain membuat website palsu, JMW juga memalsukan sertifikat Rabithah Alawiyah dengan biaya Rp4 juta per nama.
Ketua Departemen Hukum dan Legal Rabithah Alawiyah Ahmad Ramzy Ba'abud menjelaskan masyarakat yang memiliki garis keturunan Nabi Muhammad SAW dan ingin silsilahnya tercatat bisa mendaftar melalui DPC Rabithah Alawiyah terdekat. (bwo/ind)
Load more