Mengolah babat dan jeroan sapi lainnya butuh cara khusus. Yang pasti harus direbus lama sehingga babat dan jeroan bisa empuk dan nyaman dikunyah.
"Kalau nggak lama ngrebusnya ya bisa kayak karet mas, alot. Kalau kita ngrebus sampai empat jam. Selain biar empuk, juga mengurangi aroma babat atau usus sapi yang bagi sebagian orang dirasa cukup tajam menyengat," kata BuTaman, pemilik warung.
Lalu apa yang menjadi daya tarik rasa babat gongso ini?
"Aroma dan rasa bumbunya. Bawangnya kuat ditambah kecap asli yang katanya hanya dibuat di Semarang. Saya banyak lihat kecap yang botolnya berciri khas ditempel kertas batik warna ijo itu. Sepertinya hampir semua warung nasi goreng Jawa atau babat gongso pakai kecap itu," kata Suryo, warga Sragen yang bekerja di Semarang.
Babat gongso dihidangkan dengan nasi yang tidak dicampur. Penikmat akan mengambil sedikit demi sedikit babat gongso ke atas nasi lalu disantap.
Seporsi babat gongso di warung Pak Taman 38 ribu rupiah sudah termasuk nasi. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more