Pendeta Gilbert Kepeleset soal Zakat hingga Dianggap Mengolok-olok Agama Islam, Ustaz Adi Hidayat Sambil Senyum-Senyum Bilang Begini: Terima Kasih...
- Kolase foto tim tvOnenews.com
"Zakat, agar lebih bersih, ada harta tidak sombong, bertambah kebaikan, orang senang, saling memperhatikan," ucap Ustaz Adi Hidayat.
UAH menerangkan, zakat merupakan pembuktian kebenaran iman kepada Allah SWT dalam aspek harta.
Penjelasan tentang zakat tertuang dalam Quran surah At-Taubah · Ayat 103, yang artinya:
"Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah ayat 103)
"Kalau kau beriman kepada Tuhanmu, sampaikan, manage hartamu dengan baik, ikuti petunjuk Allah SWT," kata Ustaz Adi Hidayat menjelaskan makna dari ayat Quran tersebut.
Zakat juga bermakna berbagi kepada sekitar, terutama bagi orang-orang yang memiliki harta dengan batas tertentu.
"Kalau kamu punya kesuksesan sampai batas ini, untuk keseimbangan dirimu maka berbagi dengan sekitar," kata UAH.
Zakat yang dikeluarkan oleh umat Islam nantinya akan diberikan kepada 8 golongan, yaitu fakir , miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
UAH juga mengatakan bahwa zakat merupakan panduan yang Allah berikan melalui menagemen harta dan bagaimana mengelola harta yang baik.
Misal, zakat dari Baznas di wilayah Bekasi terkumpul sebanyak 1 miliar. Secara konseptual, zakat tersebut tidak langsung disetorkan ke pusat, tapi digunakan untuk menyelesaikan masalah di wilayah Bekasi dulu.
Dari zakat, ada skema pengentasan kemiskinan dan mendukung berbagai persoalan ekonomi.
"Silahkan dicek saat masa covid berapa triliun Baznas bisa memberikan kontribusi untuk membantu menyelesaikan masalah kemiskinan dan orang-orang yang terdampak dari covid," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Belum dari ormas-ormas lain. Jadi dari zakat kalau benar-benar itu digunakan, itu sangat membantu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," lanjutnya.
Ustaz Adi Hidayat menegaskan, bukan berarti 2,5 persen adalah jumlah yang sedikit, sebab ada skema-skema yang berbeda, tergantung dari maslahatnya.
"Jadi tidak otomatis cuma 2,5 persen sedikit, ada skema-skemanya. misal perkebunan, ternak, berbeda-beda, tergantung dengan kadar maslahatnya. Itulah standart. Ada hikmahnya,"ujarnya.
Load more