tvonenews.com - Diketahui bahwa sudah lebih satu abad Muhammadiyah berdiri sebagai organisasi Islam non-pemerintah dan salah satu organisasi yang terbesar di Indonesia.
Kader-kader Muhammadiyah juga berperan serta dalam hari merumuskan hari lahirnya bangsa Indonesia dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Kurang lebih ada sekitar 22 kader Muhammadiyah yang kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
Tokoh Pahlawan Nasional yang berasal dari Muhammadiyah. Source: kolase tim tvOnenews
1. KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan merupakan sosok Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah atau dikenal dengan Muhammadiyah.
Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 27 Desember 1961 dalam SK nomor 657 tahun 1961.
2. H. Agus Salim
H. Agus Salim adalah seorang diplomat yang menguasai banyak bahasa dan merupakan Ketua Syarikat Islam setelah HOS Tjokroaminoto.
H. Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 657 tahun 1961.
3. dr. Soetomo
dr. Soetomo atau Soebroto adalah tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia.
Dokter Sutomo pada masa itu juga akrab dengan Ketua Umum PB Muhammadiyah, Mas Mansyur.
Bahkan, sejak tahun 1925 hingga akhir hayatnya dr. Sutomo tercatat sebagai medisch adviseur atau penasehat urusan kesehatan dari Muhammadiyah.
dr. Soetomo dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 657 Tahun 1961 bertanggal 27 Desember 1961.
4. H Djuanda Kartawijaya
H Djuanda Kartawijaya dikenal atas jasanya yang dikenal dengan deklarasi Djuanda (1957).
Deklarasi Djuanda adalah sebuah deklarasi yang mengubah hukum laut internasional sekaligus mengutuhkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berkat deklarasi Djuanda, seluruh wilayah NKRI menjadi bulat dan utuh dalam satu kesatuan wilayah NKRI. dan tidak lagi terpisahkan perairan international.
H Djuanda Kartawijaya yang merupakan seorang guru sekolah Muhammadiyah ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK bertanggal 29 November 1963, nomor 244 Tahun 1963.
5. KH. Mas Mansyur
KH. Mas Mansyur adalah Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah (1937-1942) sekaligus Pemrakarsa berdirinya Partai Islam Indonesia (bersama Dr Sukiman Wiryasanjaya).
KH. Mas Mansyur dikenal sebagai salah satu dari tokoh empat serangkai dalam masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Empat serangkai adalah tokoh nasional yang sangat diperhitungkan kala itu. Tiga tokoh lain anggota empat serangkai yang melegenda diantaranya Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.
KH. Mas Mansyur yang juga seorang Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Pertama ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 162 Tahun 1964 bertanggal 26 Juni 1964.
6. H. Fakhrudin
H. Fakhrudin merupakan Pemimpin Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah yang pertama. Majalah Suara Muhammadiyah terbit pertama kali pada bulan Agustus tahun 1915 (Syawal 1333H).
Majalah Suara Muhammadiyah merupakan salah satu media massa tertua di Indonesia yang pernah terbit, dan masih aktif hingga saat ini.
H. Fakhrudin dikenal sebagai seorang perintis berdirinya Badan Penolong Haji Indonesia. Sekaligus perunding dalam Negosiasi untuk Perlindungan Jamaah Haji dari Indonesia.
H. Fakhrudin dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasioal yang lewat SK tanggal 26 Juni 1964 nomor 162 Tahun 1964
7. Jenderal Soedirman
Jenderal Soedirman merupakan seorang Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Pertama dan seorang kader Muhammadiyah.
Jenderal Soedirman dikenal sebagai seorang Panglima Perang yang sulit diajak berkompromi.
Ia juga mengajar sebagai guru dan Kepala Sekolah di Hollandsch-Inlansche School (HIS) Muhammadiyah Cilacap.
Jenderal Soedirman, Kader Pandu HW ini dikukuhkan sebagai pahlawan Nasional melalui SK nomor 314 Tahun 1964 bertangga 10 November 1964.
8. Siti Walidah
Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan merupakan istri Kiai Ahmad Dahlan. Siti Walidah juga merupakan perintis dan pendiri orgnaisasi Aisyiah.
Aisyiah adalah sebuah organisasi perempuan Islam berkemajuan yang aktif dalam aneka program pembebasan kaum perempuan dari berbagai belenggu kebodohan pada kala itu.
Siti Walidah dikenal sebagai pemrakarsa perkumpulan Sopo Tresno (1914) yang mementingkan 3 bidang ilmu, yaitu dakwah, pendidikan, dan sosial.
Hingga kini, Aisyiyah terus berkembang dengan berbagai aksi sosial lewat badan-badan yatim-piatu, fakir miskin, pemberantasan buta huruf dan sebagainya.
Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai pahlawan nasional sepuluh tahun setelah KH. Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai pahlawan nasional lewat SK nomor 042 / TK / 1971 yang bertarikh 22 September 1971.
9. Raden Otto Iskandardinata
Raden Otto Iskandardinata adalah seorang Pejuang Kemerdekaan Indonesia yang tercatat sebagai Anggota BPUPKI dan Sekretaris PPKI serta Menteri Negara membantu membentuk BKR.
Raden Otto Iskandar juga tercatat sebagai anggota PPKI yang mengusulkan agar Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam sidang 18 Agustus 1945.
Raden Otto Iskandardinata, guru HIS Muhammadiyah Jakarta yang dijuluki si Jalak Harupat ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 088 / TK / 1973 bertanggal 6 November 1973.
10. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno adalah Presiden Pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Indonesia.
Ia juga merupakan Ketua Bagian Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu, sekaligus guru Sekolah Muhammadiyah.
Saat dirinya bertugas di Bengkulu Ir. Soekarno juga sempat memberikan pembekalan kepada warga Muhammadiyah dalam menghadapi serangan udara Jepang.
Ir. Soekarno dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK tanggal; 23 Oktober 1981 bernomor 081/TK/1986.
11. H. Adam Malik
H. Adam Malik Batubara adalah Wakil Presiden RI Ketiga yang mengawali karir perjuangannya sebagai anggota Kepanduan Hizbul Wathan di Pematang Siantar.
Pada tanggal 13 Desember 1937, H. Adam Malik Batubara bersama Pandu Kartawiguna dan kawan-kawan mendirikan Lembaga Kantor Berita “Antara”.
Nama H. Adam Malik mendapat sorotan pada tahun 1962 karena peran menonjolnya dalam proses perundingan Indonesia-Belanda mengenai Irian Barat serta pernah menjadi Ketua Sidang Umum PBB ke 26 Tahun 1971-1972.
H. Adam Malik Batubara dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK nomor 107 / TK / 1998 bertanggal 6 November 1998.
12. Fatmawati
Hj. Fatmawati adalah sosok Ibu Negara Indonesia Pertama sekaligus aktivis Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang dikenal sebagai penjahit Bendera Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.
Bendera merah putih dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945.
Pada 1951, Fatmawati tercatat sebagai tokoh yang paling gigih memperjuangkan dokumen, barang dan arsip pemerintah RI yang dirampas oleh Belanda antara tahun 1945-1950 di Jakarta dan Yogyakarta agar dapat dikembalikan ke Indonesia.
Hj. Fatmawati dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional dengan SK Nomor 118 / TK / 2000, bertanggal 4 November 2000.
13. Nani Wartabone
Nani Wartabone memulai perjuangan sejak tahun 1923 saat mendirikan dan menjadi Sekretaris “Jong Gorontalo” di Surabaya.
Nani Wartabone melawan pihak kolonial yang ingin membubarkan rapat tersebut dengan mendemontrasikan lagu “Indonesia Raya” saat memimpin rapat PNI pada bulan Juli 1931.
Kemudian pada 1941 ia membentuk organisasi rahasia yakni Komite 12 untuk menghadapi perang Pasifik.
Nani Wartabone kemudian dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK 085 / TK / 2003 bertanggal 6 November 2003.
14. Gatot Mangkupraja
Gatot Mangkupraja termasuk dalam sosok pembentukan Tentara Sukarela Pembela Tanah air (PETA).
Gatot Mangkupraja bersama Natsir, Muhammad Hatta, Ahmad Soebardjo, dan semaun juga pernah mengikuti Kongres Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonialisme yang diselenggarakan di Brussel, Belgia.
Putra dari Saleh Makupraja, seorang dokter pertama di Sumedang yang pernah diamanati sebagai Pimpinan Muhammadiyah di Cianjur.
Gatot Mangkupraja dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK 089 / TK / 2004 bertanggal 5 November 2004.
15. Andi Sultan Daeng Radja
Andi Sultan Daeng Radja bersama Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani ditunjuk sebagai wakil dari Sulawesi Selatan mengikuti rapat panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.
Andi Sultan Daeng Radja mengusulkan pembentukan Persatuan Pergerakan Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah mengumpulkan pemuda untuk mengamankan dan membela kemerdekaan Indonesia.
Andi Sulthan Daeng Radja dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional melalui sk No. 085/TK/Tahun 2006 tertanggal 3 November 2006.
16. Dr. Mr. H. Teuku H. Moehammad Hasan
Bagi masyarakat Sumatra, Dr. Mr. H. Teuku H. Moehammad Hasan dikenang sebagai gubernur Sumatera pertama dan satu-satunya.
Dr. Mr. H. Teuku H. Moehammad Hasan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan merangkap sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan serta Menteri Dalam Negeri.
Moehammad Hasan yang merupakan Wakil Pemimpin Besar Bangsa Indonesia untuk wilayah Sumatera, ini dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK 085 / TK / 2006, tanggal 3 November 2006.
17. H Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo, populer dengan nama penanya, Hamka adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia yang pertama.
Hamka dikenal sebagai sastrawan, aktivis politik, sekaligus Ulama yang disegani kala itu.
Hamka tercatat sebagai orang Indonesia kedua (setelah Presiden Soekarno) yang menerima anugerah Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar.
Hamka yang merupakan penulis novel Tenggelamnya Kapal Vanderwijk ini dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional dengan SK nomor 113 / TK / Tahun 2011 bertanggal 7 November 2011.
18. Bagoes Hadikoesoemo (Ki Bagus Hadikusumo)
Bagoes Hadikoesoemo adalah seorang tokoh BPUPKI, dan Ketua Umum PB Muhamamdiyah yang mengantikan Mas Masur.
R. Hidayat atau Ki Bagus Hadikusumo merupakan tokoh kunci tercapainya kesepakatan besar penyelamatan negara, yaitu kompromi penghapusan 7 Kata Piagam Jakarta.
Perumus redaksi sila pertama pancasila ini dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional melalui SK nomor 116 / TK / Tahun 2015 tanggal 4 November 2015.
19. Lafran Pane
Prof. Drs. Lafran Pane adalah sosok pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Lafran Pane membawa HMI sebagai pendukung ideologi Pancasila yang menolak gagasan pembentukan Negara Islam yang digagas Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Prof. Drs. Lafran Panea adalah seorang Dosen Akademi Tabligh Muhammadiyah Yogyakarta dan juga pejuang kemerdekaan dalam Barisan Pemuda Gerindo dan Indonesia Muda.
Lafran Pane dinobatkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 115 / TK / Tahun 2017, tanggal 6 November 2017.
20. Abdurahman Baswedan
Abdurahman Baswedan adalah tokoh peranakan Arab ini tercatat sudah menjadi Muballigh Muhammadiyah sejak Mas Mansur menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya.
Abdurahman Baswedan tercatat menjadi pengasuh Kolom di harian Mercusuar, Surat kabar Umum Milik Muhammadiyah.
Anggota BPUPKI pada tahun 1943 kemudian memimpin Partai Arab Indonesia PAI, serta anggota dalam misi diplomasi RI ke negara Arab dan Mesir.
Setelah Proklamasi 1945, Abdurrahman bergabung ke dalam Partai Masyumi, menjadi Menteri Muda Penerangan Kabinet Sjahrir kedua.
Abdurahman Baswedan juga mewakili Masyumi dalam parlemen (KNIP dan DPR) serta Badan Konstituante hasil Pemilu 1955.
Abdurahman Baswedan yang merupakan kakek dari Gubernur DKI, Anies Baswedan ini dinobatkan sebagai pahlawan nasional dengan SK nomor 123/TK/Tahun 2018 bertanggal 6 November 2018.
21. Kasman Singodimejo
Kasman Singodimejo adalah Ketua KNIP Komite Nasional Indonesia Pusat yang merupakan cikal bakal DPR RI.
Kasman Singodimejo merupakan pelopor pembentukan Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI juga Pemimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Kasman Singodimejo, mantan Ketua Muhammadiyah Cabang Jakarta dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK nomor 123/TK/Tahun 2018, tanggal 6 November 2018.
22. Abdul Kahar Mudzakkir
Abdul Kahar Mudzakkir adalah rektor pertama Universitas Islam Indonesia ini merupakan salah satu dari sembilan orang anggota panitia kecil yang menentukan dasar negara Indonesia.
Abdul Kahar Mudzakkir aktif untuk menggalang dukungan dunia luar untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Salah satu keberhasilan adalah pengakuan dari Mesir pada 18 November 1946.
Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah 1942 – 1962 ini dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK 120/TK/2019, tanggal 7 November 2019.
(udn)
Load more