Jakarta, tvOnenews.com - Habib Bahar bin Smith seorang pendakwah yang dikenal dengan ceramahnya selalu berapi-api ini menanggapi soal berita tentang komunitas LGBT se-ASEAN yang bakal menggelar kumpul bersama di Jakarta pada 17-21 Juli 2023.
Komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) se-ASEAN yang akan melangsungkan pertemuan di kawasan Jakarta terus menuai sorotan sejumlah pihak, termasuk MUI, Organisasi kemasyarakatan hingga tokoh Agama.
Pertemuan komunitas LGBT Se-ASEAN tersebut, diorganisasikan oleh ASEAN SOGIE Caucus. Organisasi ini merupakan sebuah organisasi dibawah naungan Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2021 lalu.
Penolakan pertemuan komunitas LGBT se-Asean yang dilaksanakan di Jakarta pada 17-21 Juli 2023. (source: pexels-monstera)
Menanggapi rencana pertemuan Komunitas LGBT Se-ASEAN tersebut, Habib Bahar bin Smith ikut mengungkapkan pandangannya.
"Pandangan saya, kalau pemerintah merestui itu, berarti pemerintah restu dengan rusaknya putra-putri bangsa Indonesia," ujarnya yang dilansir Youtube @ordesalafchannel451
Ulama muda pemilik nama lengkap Assayid Bahar bin Ali bin Smith ini menegaskan bahwa ini bukan persoalan Hak Asasi Manusia, yang kerap dikampanyekan oleh kaum LGBT.
"Nggak ada Hak Asasi seperti itu, Allah menciptakan berpasang-pasangan, ada siang ada malam, ada matahari ada bulan, ada apa ada air, ada laki-laki ada perempuan," ujarnya.
"Allah menciptakan Adam untuk Hawa, Hawa untuk Adam, bukan Adam untuk Asep, bukan Asep untuk Adam, jadi jangan bilang kalau kita larang itu melanggar Hak Asasi, bodoh, goblok seperti itu," jelasnya.
Habib Bahar bin Smith.
Menurut Habib kelahiran Manado ini bahwa justru yang merestui acara-acara seperti LGBT tersebut, yang jelas dilarang dalam syariat.
Bahkan Habib Bahar bin Smith menyebutkan sebuah hadits Imam Tirmidzi yang menuliskan Rasulullah SAW.
"Barangsiapa yang kalian dapat melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya".
Disebutkan bahwa Nabi Luth berdoa,"Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu" dalam QS. Al-Ankabut 29-30.
Penolakan dari MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Menanggapi rencana pertemuan Komunitas LGBT Se-ASEAN tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, M. Cholil Nafis meminta pihak kepolisian tak mengeluarkan izin untuk kegiatan perkumpulan komunitas LGBT se-ASEAN itu.
"Ya kami berharap itu sudah ditolak masyarakat," kata Cholil dengan harapan pihak kepolisian tak mengeluarkan izin, Jakarta, Selasa (11/7/2023).
Penolakan juga datang dari Gerakan Indonesia Beradab, yang menghimpun 206 organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Secara tegas, mereka menyatakan menolak acara pertemuan komunitas LGBT Se-ASEAN, dengan tegas dengan melayangkan surat terbuka
“Menyatakan secara terbuka dan tegas bahwa kami menolak sepenuhnya rencana tersebut,” tulis surat pernyataan terbuka yang diterima oleh tvOnenews pada Selasa (11/7/2023).
Menurut Gerakan Indonesia Beradab, aktivitas pertemuan komunitas LGBT Se-ASEAN, atau yang semacam, sejenis dan setujuan dengannya, adalah melanggar hak dan martabat kemanusiaan yang sangat asasi.
“Baik sebagian atau seluruhnya, diselenggarakan secara terbuka atau tertutup, termasuk segala aktivitas yang semakna serta se-tujuan dengannya,” tegas isi surat pernyataan itu.
Rencana pertemuan LGBT ASEAN dibatalkan
Rencana pertemuan aktivis pro-LGBT di Jakarta dibatalkan. (Antara)
Rencana pertemuan aktivis pro-LGBT di Jakarta dibatalkan. Pembatalan disampaikan penyelenggara Queer Advocacy Week, ASEAN SOGIE Caucus.
Sebelumnya, rencana pertemuan mendapat kecaman luas, termasuk dari MUI hingga tokoh Agama.
"Penyelenggara ASEAN Queer Advocacy Week memutuskan untuk merelokasi tempat pertemuan ke luar Indonesia, setelah menerima rangkaian ancaman dari berbagai kelompok," kata penyelenggara Queer Advocacy Week, ASEAN SOGIE Caucus, Selasa (11/7).
ASEAN SOGIE tidak mengungkap ke mana lokasi pertemuan terbaru setelah dipindahkan dari Indonesia.
Penyelenggara telah memonitor situasi dari dekat, termasuk gelombang sentimen anti-LGBT di media sosial," papar mereka.
"Keputusan diambil demi memastikan keamanan dan keselamatan penyelenggara dan partisipan," sambung mereka.
Dari keterangan Kemlu RI ASEAN SOGIE berbadan hukum di Filipina.(mii/bwo/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more