Jakarta, tvOnenews.com – Sesuai dengan namanya, tempat angker yang sudah pastii memiliki cerita mistis. Tempat dikatakan angker apabila pernah terjadi sebuah kasus pembunuhan atau ada hubungannya dengan kejadian horor di masa lampau.
Bisa jadi juga dikarenakan kondisi tempat tersebut memang sudah tua dan tidak terurus selama bertahun-tahun hingga banyak yang tidak ingin kesana.
Salah satu tempat di ibu kota yang disebut angker adalah wilayah Jakarta, tepatnya di Kawasan Kotamadya Jakarta Barat.
Kawasan Jakarta Barat ini pun masih kental dengan bekas jajahan zaman kolonial Belanda yang terlihat dari arsitektur gedung yang ada di Kota Tua, Jakarta Barat.
Berikut tempat angker yang ada di Jakarta Barat, mengutip dari Viva.
1. Toko Merah
Terkenal dengan bangunannya yang unik dengan menggunakan bata merah yang menjadikannya salah satu ikonik di Jakarta Barat. Diberi nama Toko Merah dikarenakan tampilan depan dindingnya.
Berlokasi masih di sekitaran kawasan Kota Tua, gedung Toko Merah sendiri termasuk gedung bersejarah yang masih ada sampai sekarang.
Sejarah Toko Merah sendiri dibangung oleh Gubernur Jenderal VOC, yaitu Baron Von Imhoff pada tahun 1703 sebagai kediaman pribadinya.
Selain itu pada masanya daerah sekitaran Toko Merah, seperti Pasukan Mataram dan Phoa Bingham adalah pusat Kota Batavia yang termasuk elite.
Toko Merah dikatakan horor ketika banyak cerita sejarah dan pengalaman orang sekitar dengan Toko Merah.
Berawal dari sejarahnya, Toko Merah pernah menjadi saksi bisu pertumpahan darah banyak mayat etnis Tionghoa di sekitaran kali hingga membuat langit berwarna merah.
Dari sinilah kisah angker Toko Merah mulai berkembang. Pekerja hingga pedagang kaki lima di sekitaran kawasan tersebut ada yang mengatakan pernah melihat sosok wanita dengan rambut panjang.
Sosok wanita itu memakai gaun putih muncul dari salah satu jendela gedung tersebut.
Kemudian pernah ada juga yang mendengar suara tangisan dan tertawa perempuan dari dalam gedung tersebut.
2. Kali Angke
Hampir serupa dengan Toko Merah yang menjadi saksi bisu pertumpahan darah etnis Tionghoa, Kali Angke justru merupakan TKP langsung.
Kali Angke merupakan tempat pembantaian etnis Tionghoa oleh Kolonial Belanda pada tahun 1740.
Peristiwa tersebut diawali dengan bangkrutnya sejumlah pabrik gula di Batavia yang kalah bersaing dengan pabrik gula Malabar (India).
Hal tersebut akhirnya berujung kepada pemecatan karyawan pabrik yang mayoritas etnis Tionghoa.
Hilangnya pekerjaan membuat angka kriminalitas pada zaman tersebut meningkat, sehingga kebijakan pembatasan etnis Tionghoa pun diberlakukan.
Razia pun mulai dilakukan, rumah dan usaha yang tidak memiliki surat izin pun menjadi korban.
Hingga pada akhirnya berujung kepada pembantaian etnis Tionghoa di Kali Angke, yang pada saat itu menampung darah para etnis Tionghoa yang terbunuh.
Bahkan warna air Kali Angke pun berubah menjadi warna merah, akibat tercampur dengan darah para korban pembantaian.
Hingga sekarang Kali Angke pun selalu memakan korban jiwa pada setiap tahun, hal itu dibuktikan selalu ada temuan mayat disana.
Dimulai dari orang yang tenggelam hingga ada buaya putih menjadi pertanda bahwa akan ada yang meninggal di Kali Angke.
Kali Angke sendiri memiliki kedalaman sekitar 5-6 meter dan memiliki arus air yang sangat kuat.
3. Vila Andries Hartsinck (Gedong Tinggi)
Gedong Tinggi menjadi salah satu tempat angker di Jakarta Barat yang merupakan peninggalan zaman Kolonial Belanda.
Memiliki arsitektur bergaya Eropa, Gedong Tinggi memiliki dua lantai, yang sekarang telah beralih fungsi menjadi Polsek Palmerah, Polres Metro Jakarta Barat.
Polisi yang bertugas di Gedong Tinggi seringkali mendapatkan pengalaman mistis hingga pada saat sedang tidur.
Dimulai dari melihat penampakan sosok seperti Noni Belanda, dilempari, mendengar suara-suara hingga kepada lampu yang sering nyala dan mati sendiri.
Mengatasi hal tersebut, para Polisi mensiasatinya dengan selalu menyalakan semua lampu dan membuka semua jendela.
Itulah sejumlah tempat angker di Kawasan Jakarta Barat yang juga kental akan sejarah pada masa Indonesia dijajah oleh Kolonial Belanda. Apakah Anda ingin mengunjungi tempat tersebut? (MG1/ree)
Load more