Filosofi Hidup Jusuf Hamka, Bos Jalan Tol yang Bercita-cita Jadi Tukang Parkir, Jalan Tak Mudah..
- Kolase tvOnenews.com
"Itu orang beli, duitnya dikembaliin nggak mau, dilebihin duitnya kayak tip, kayak sedekahlah buat saya, karena saya jualannya di Masjid Istiqlal, " ucapnya.
![]()
Mohammad Jusuf Hamka. (Tim tvOne/Rika Pangesti)
Jusuf Hamka kecil pun mengaku bahwa pada saat itu dirinya mendapat hoki atau barokah saat berjualan di sekitaran Masjid Istiqlal.
Pada saat itu juga, Jusuf Hamka mengaku belum muslim.
Disinggung oleh Denny Sumargo, apakah saat itu Jusuf Hamka tidak malu, tapi dengan tegas Bos Jalan Tol itu menyatakan tidak malu.
"Sekarang saja tidak malu," tuturnya.
"Ada filosofi saya, gengsi makan biaya, kalau ini, gengsi akhirnya tidak punya biaya kalau malu. Gengsi itu makan biaya jadi buat apa kita malu-malu atau gengsi," ungkapnya.
"Selama kita nggak mencuri, selama kita nggak menipu, kenapa harus malu? halal-halal saja dan sah-sah saja," tambahnya.
Tanpa sepengetahuan orang tua Jusuf Hamka melakukan kegiatan jualan tersebut, karena berawal keinginan mendapat uang jajan lebih.
"Dulu kepengan beli permen karet, dulu kepengen beli stik yang wangi," jelasnya.
Selain itu, Jusuf Hamka menceritakan jalan panjang menuju kesuksesan hingga dijuluki sekarang sebagai bos jalan tol.
"Jadi saya dulu dari tahun 1970 hingga 1974-1975 saya masih di Kalimantan, saya tidur di atas Jamban," tuturnya.
"Tahu nggak jamban? ada jamban WC Umum, ada jamban kita bikin sendiri. Saya bikin dari kayu dirakit," tambahnya.
Waktu itu, Jusuf Hamka bercerita bahwa rumah tempat tinggalnya berdekatan dengan posisi jamban.
Ketika hendak makan untuk lumayan enak, ia harus mendayung ke kampung sebelah yang terdapat pasar yang hanya setiap minggu .
"Mungkin orang nggak percaya bahwa kami kadangkala, kalau lagi nggak punya duit, kami (sekeluarga) cuman punya nasi, lauk kami ikan yang pancing pakai sabun, bukan pakai makanan," ujarnya.
"Karena ikan ini kan kotor sekali, apa aja dia makan, namanya ikan lancang, orang Kalimantan Timur pasti tau," ujarnya.
"Itu ikan kotor sekali, tapi karena kita nggak punya uang waktu itu. Akhirnya mau nggak mau lah mancing dapet," jelasnya. (ind)
Load more