"Ini saya masih membantu ibu, hitingannya kalau saya sudah generasi keempat, insyaa Allah," kata Bilqis.
Nasi Kebuli di sini sangat digemari karena rasa dan aromanya dinilai mewakili kuliner khas Arab di Kota Semarang. Racikan rempah pada nasinya, pilihan daging kambing pada lauknya, serta sambal dan acar yang tidak berubah sejak warung ini buka puluhan tahun lalu.
Kedai ini memakai resep kebuli turun temurun dari nenek moyang mereka. Dan meski sudah berganti generasi, tapi rasa dan aromanya tetap sama.
"Terutama daging kambing dan rempahnya, itu yang beda dari nasi kebuli. Di situ ada bumbu kunyit, jinten, kapulaga, pekak, cengkeh, kayu manis, garam, dan lain-lain. Semua direbus jadi satu sehingga warna nasinya menjadi kuning kecoklatan. Rasa nasi kebuli sangat gurih, bahkan dimakan tanpa lauk pun tetap enak," ungkapnya.
Untuk lebih diterima lidah masyarakat Semarang kebanyakan, maka bumbunya diracik dengan aroma rempah yang lebih ringan. Maka ada tambahan sambal goreng pedas manis dan acar timun campur nanas.
"Bayangan saya waktu pertama kali ke sini itu akan merasakan nasi kebuli yang apa ya, seperti nasi yang berasa bumbu jamu gitu. Tapi ternyata ini nggak, lebih soft istilahnya buat lidah orang Jawa, tapi rasa timur tengahnya masih relatif otentik lah," kata Suryo, wisatawan asal Sragen.
Harga seporsi nasi kebuli menyesuaikan lauknya, mau pakai daging kambing atau pakai telur. Yang paling daging kambing harganya 22 ribu rupiah. Kalau pakai telur 15 ribu rupiah. (Tjs/Buz)
Load more