Gen Z Merapat! Jangan Nekat Liburan Tanpa Asuransi! Begini Risiko dan Fakta yang Wajib Diketahui Traveler
- Istockphoto
tvOnenews.com - Berlibur ke luar kota atau luar negeri kini menjadi gaya hidup banyak orang, terutama generasi muda. Namun, di balik serunya menjelajahi tempat baru, risiko tak terduga bisa datang kapan saja, mulai dari kehilangan bagasi, penerbangan tertunda, hingga kecelakaan atau sakit di negeri orang.
Di sinilah pentingnya memiliki asuransi perjalanan sebagai pelindung finansial dan mental saat bepergian. Asuransi ini bukan hanya soal klaim ketika terjadi insiden besar, tetapi juga memberi rasa aman sehingga liburan bisa dinikmati sepenuhnya tanpa rasa khawatir.
Manfaat asuransi perjalanan kini semakin diakui luas. Banyak kasus di Indonesia menunjukkan betapa besar perannya. Misalnya, ketika seorang wisatawan harus menjalani perawatan medis darurat di luar negeri, biaya yang muncul bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Namun, dengan polis asuransi perjalanan yang aktif, biaya tersebut dapat ditanggung sepenuhnya. Kasus lain terjadi pada wisatawan domestik yang kehilangan bagasi berisi barang berharga di bandara, klaim asuransi menjadi penyelamat.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa perlindungan perjalanan bukan sekadar formalitas, tapi kebutuhan nyata di tengah mobilitas masyarakat modern.
Kesadaran ini mulai meningkat, terutama di kalangan pelancong muda yang melek digital. Mereka kini lebih mudah mengakses produk asuransi secara daring, menyesuaikan polis dengan kebutuhan perjalanan, bahkan mengajukan klaim secara online.
Meski demikian, masih banyak yang menganggap asuransi perjalanan adalah pengeluaran tambahan yang bisa diabaikan. Padahal, harga premi yang tergolong murah bisa menghindarkan kerugian finansial besar ketika risiko benar-benar terjadi.
Melansir dari berbagai sumber, adanya peningkatan signifikan dalam penjualan produk asuransi perjalanan, mencapai 5.000 hingga 6.000 polis per bulan. Angka ini diprediksi terus tumbuh hingga menembus 10.000 polis di akhir tahun.
Penjualan dilakukan melalui dua jalur utama: offline lewat agen perjalanan dan online melalui kerja sama dengan penyedia layanan visa serta website resmi perusahaan. “Kami percaya travel insurance sangat penting bagi banyak orang,” ujar Abhishek Bhatia, Founder and Group CEO of Oona Insurance Group. .
Direktur Utama perusahaan, Vincent C. Soegianto, juga menyoroti kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap pentingnya asuransi perjalanan. Ia mencontohkan, ketika seseorang mengalami kecelakaan atau harus dirawat di rumah sakit luar negeri, biayanya bisa setara dengan total biaya liburan.
“Padahal, asuransi perjalanan sebenarnya sangat murah. Tapi banyak orang belum aware,” jelasnya. Menurut Vincent, edukasi masyarakat mengenai pentingnya perlindungan saat bepergian perlu terus digencarkan agar tidak ada lagi wisatawan yang menyesal karena tidak memiliki perlindungan memadai.
Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap berbagai produk asuransi, termasuk asuransi perjalanan. Peningkatan pendapatan tentu diiringi dengan bertambahnya beban operasional perusahaan yang naik sekitar 12% (YoY) menjadi Rp705,94 miliar.
Meski demikian, profitabilitas tetap terjaga berkat strategi distribusi produk yang efektif dan penetrasi digital yang semakin luas. Hal ini membuktikan bahwa pasar asuransi perjalanan di Indonesia masih sangat potensial, terutama dengan tren peningkatan mobilitas masyarakat pascapandemi.
Kesimpulannya, asuransi perjalanan bukan lagi produk pelengkap, melainkan kebutuhan utama di era modern. Generasi muda yang gemar bepergian harus memahami bahwa perlindungan finansial adalah bagian penting dari perencanaan liburan.
Dengan premi yang terjangkau, manfaat yang besar, dan proses klaim yang semakin mudah, asuransi perjalanan menjadi investasi kecil untuk ketenangan hati yang besar. Sebab, tak ada yang lebih menenangkan selain tahu bahwa diri dan perjalanan kita terlindungi dari segala kemungkinan buruk. (udn)
Load more