Wahai Al-Aqsa Kami Datang! 36 Jemaah ElHaramain Wisata Merasakan Langsung Kedamaian di Kiblat Pertama dan Tempat Mi’raj Nabi Muhammad
- Ammar Ramzi
Firas meminta kami untuk berwudhu di dekat pintu gerbang, kemudian kami berjalan beberapa meter lalu tampak di depan mata Kubah As-Sakhrah atau The Dome of The Rock.
Setelahnya kami benar-benar menikmati detik demi detik apa yang ada di depan mata. Sarah Fathoni salah satu jemaah bilang ini seakan mimpi. Tak henti-hentinya ia mengucap kalimat thoyyibah.
Firas kemudian mengajak kami memasuki Kubah As-Sakhrah, Kubah Emas yang biasa hanya bisa kami lihat di foto-foto atau video. Percayalah, melihatnya secara langsung jauh lebih indah.
- Ammar Ramzi
Suasana syahdu terasa begitu kami memasukinya, ada banyak kakek-kakek yang duduk di kursi khusyuk mengaji.
Kami langsung melaksanakan shalat Duhur dijama Ashar secara berjemaah bersama Ustaz Dr Abdul Kadir.
Setelah itu, Firas menjelaskan sejarah Masjid Al-Aqsa. Dia memulai penjelasannya dengan bertanya.
“Mana yang disebut Masjid Al-Aqsa, kubah emas ini atau kubah hitam di depan sana?,” tanya Firas.
“Yang benar, bukan keduanya. Masjid Al-Aqsa adalah seluruh kompleks ini yang luasnya 144.000 meter persegi, yang dikelilingi oleh benteng,” kata Firas.
Adapun Kubah Emas ini menjadi Istimewa karena di dalamnya ada puncak bukit Muria –Batu yang digunakan oleh Nabi Muhammad untuk berpijak saat akan mi’raj, naik ke langit dan menerima perintah shalat dari Allah.
“Batu ini sempat ikut terangkat saat Nabi Muhammad hendak naik ke langit, namun malaikat Jibril mencegahnya sehingga tercipta celah seperti gua,” jelas Firas.
- Ammar Ramzi
Sejajar dengan Kubah As-Sakhrah ada Masjid Al-Qibli atau Masjid Jami’ Al-Aqsa. Letaknya lurus turun sedikit dari Kubah As-Sakhrah.
Sama dengan di Kubah As-Sakhrah, di masjid ini juga dilaksanakan shalat berjamaah dan kajian rutin.
Beberapa orang juga terlihat shalat di pelataran Masjid Jami’ ini, menunjukkan mereka tahu sekeliling kompleks ini merupakan Masjid Al-Aqsa.
Load more