Wahai Al-Aqsa Kami Datang! 36 Jemaah ElHaramain Wisata Merasakan Langsung Kedamaian di Kiblat Pertama dan Tempat Mi’raj Nabi Muhammad
- Ammar Ramzi
Sore hari sekitar pukul 15.00 PSST kami tiba di Jerussalem. Firas mengajak kami memasuki kota tua Jerussalem yang berbenteng melalui gerbang Herod’s.
- Ammar Ramzi
Kota tua Jerussalem menyambut kedatangan kami dengan cuaca cerah, jalanannya terbuat dari batu berukuran besar, halus, yang disusun rapi.
Suasananya semakin syahdu dengan aktivitas para pedagang dan anak-anak Jerussalem yang pulang sekolah.
Mereka nampak antusias melihat kedatangan kami, tersungging senyuman dari para penghuni tanah yang diberkahi.
Sekitar 20 menit menyusuri kota tua, tibalah kami di salah satu pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa. Dari kejauhan sudah terlihat tentara Israel yang menjaga.
Ada 4 tentara yang berdiri di sana, semakin mendekat semakin terlihat ternyata mereka masih muda-muda, 2 perempuan dan 2 laki-laki.
Kami diminta menunggu sejenak. Mereka sepertinya berkoordinasi dengan komandannya, apakah rombongan asal Indonesia ini boleh masuk.
Kamera berukuran jumbo terpasang tepat di atas para tentara itu berdiri. Mereka tidak terlihat seperti tentara profesional dari caranya menenteng senjata.
Belakangan kami tahu, ternyata ada wajib militer bagi pemuda dan pemudi Israel.
Beruntung, kami diperbolehkan masuk. Setelah pemeriksaan tas secara ketat tentunya.
Kami melewati sebuah pintu berukuran besar yang terbuat dari kayu. Di sekelilingnya benteng berbatu.
Seketika ingatan terbang melayang ke kisah pembebasan Al-Quds oleh Khalifah Umar bin Khattab, saat ia menerima kunci tempat suci itu dari Patriark Sophronius.
Seluruh penduduk Al-Quds termasuk Sophronius terkage-kaget saat melihat Umar tiba dengan unta yang ditunggangi pelayannya.
Mereka tidak menyangka seorang pemimpin Islam penakluk Baitul Maqdis datang dengan pakaian yang sederhana dan membiarkan untanya ditunggangi pelayannya.
Takjub, tidak bisa berkata-kata saat kami memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa. Pohon zaitun dan cemara mengelilingi kompleks itu.
- Ammar Ramzi
Kami melihat ada beberapa rombongan orang-orang Yahudi dengan pakaian khasnya Kapoteh dan topi Fedorah, beberapa terlihat mengenakan kemeja putih dan peci Kippah.
Load more