Di atas tanah yang ia beli usai kembali dari Eropa, pelukis bernama lengkap Raden Saleh Sjarif Boestaman itu merancang sendiri “istananya” yang terinspirasi dari kastil Callenberg di Jerman pada 1852. Bangunannya masih eksis hingga hari ini, terletak di dalam kompleks RS PGI Cikini dan statusnya telah menjadi cagar budaya.
Meski sudah ada perubahan kecil sejak dipugar beberapa kali, rumah Raden Saleh masih tampak megah. Gaya arsitektur bangunannya berlanggam Eklektik–Neo Gotik, salah satu ciri khas penandanya yakni penempatan rose window pada gevel runcing tampak depan. Sementara pada portico sayap kanan dan kiri dipengaruhi oleh arsitektur timur tengah atau Moorish.
Bagian interior yang paling menonjol adalah ruang aula berplafon tinggi yang dikelilingi balkon lantai dua dengan pencahayaan skylight yang terhubung langsung dengan lantai dasar. Aula pada bangunan Eropa biasanya digunakan para sosialita untuk menggelar pesta dansa.
(Tampak depan bangunan rumah Raden Saleh yang terletak di dalam kompleks RS PGI Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)
Konon pintu gerbang rumah Raden Saleh dahulu terletak dari arah jalan Cikini Raya, searah dengan orientasi bangunan yang menghadap barat daya. Kecintaan Raden Saleh terhadap satwa tak hanya terepresentasi pada pelbagai karya lukisannya, ia akhirnya memelihara berbagai jenis hewan di lahan yang luasnya hektaran itu.
Di kemudian hari pada 1862, taman itu dihibahkan untuk kebun binatang dan taman umum bernama “Planten En Dierentuin”––cikal bakal Kebun Binatang Cikini yang pada 1964 dipindahkan ke Ragunan dan pada 1968 bekas lahannya disulap menjadi TIM oleh Gubernur Ali Sadikin.
Di belakang rumah Raden Saleh juga berdiri bangunan antik lainnya, yakni Kapel RS Cikini yang baru dibangun pada 1906 atau setelah bangunan rumah sakit didirikan. Ornamen Kapel ini juga sangat kental dengan gaya arsitektur Eropa. Sama seperti rumah Raden Saleh, status Kapel ini telah menjadi cagar budaya.
Bergerak sekitar setengah abad setelah lahan hektaran itu tak lagi dimiliki Raden Saleh, wajah sepanjang jalan Cikini Raya terus berkembang sedemikian rupa. Terlebih pemerintah Hindia Belanda tampaknya memang menyiapkan kawasan tersebut sebagai penyokong perumahan Nieuw-Gondangdia (pemukiman elit Menteng).
(Tampak depan bangunan Kapel Rumah Sakit Cikini, Jakarta, 23 Desember 2021. Sumber: ANTARA)
Hal tersebut terlihat dari berdirinya sejumlah fasilitas penunjang yang rupa bangunan beberapa di antaranya tak lagi utuh bahkan sudah hilang dan berganti fungsi, termasuk taman dan kebun binatang bekas Raden Saleh.
Load more