Kudus, tvOnenews.com - Penayangan film berjudul "Gadis Kretek" yang diperankan oleh Dian Satrowaradoyo berdampak pada Musem Kretek di Kudus, Jawa Tengah.
"Jumlah kunjungan pada akhir pekan bisa mencapai 200-an orang per harinya. Bahkan, pada hari kerja juga banyak pengunjung yang merupakan rombongan dari berbagai daerah yang ingin melihat secara langsung museum kretek yang digunakan untuk pengambilan film," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Kretek Kudus, Sudarman di Kudus, Jumat (17/11/2023).
Sebelum ada penayangan film "Gadis Kretek", kata dia, pengunjung pada hari kerja sangat jarang, lebih banyak pada hari sabtu dan minggu.
Namun, setelah ada film "gadis kretek" terjadi peningkatan pengunjung.
Ia mencontohkan pada tanggal 12 November 2023 yang merupakan hari minggu jumlah pengunjungnya hanya 40 orang, namun setelah filmnya diputar dan banyak yang melihat, kini jumlahnya meningkat hingga 200-an orang.
Peningkatan pengunjung tersebut, imbuh dia, dilihat dari ramainya pengunjung tidak hanya pada akhir pekan, melainkan pada hari kerja juga masih ada pengunjung.
Bahkan, obrolan para pengunjung juga mengaitkannya dengan tayangan film "gadis kretek".
Adrian, salah satu ketua rombongan dari Karawang mengakui kunjungannya ke Museum Kretek Kudus bersama 30 orang rekan kerjanya sebetulnya bukan tujuan utama.
Namun, karena sebagian besar sudah menonton film "gadis kretek", akhirnya tujuan factory visit di Kudus dilanjutkan ke Museum Kretek Kudus.
"Hampir semua anggota rombongan baru pertama mengunjungi Museum Kretek Kudus. Penilaian mereka juga positif. Bahkan sebagian besar juga perokok sehingga mereka tentu baru mengetahui proses pembuatan rokok era dahulu," ujarnya.
Tiyas bersama suaminya Zaka juga mengakui mengunjungi museum kretek setelah bersama suaminya menonton film gadis kretek di netflix.
"Suami juga saya minta untuk membaca novelnya terlebih dahulu, kemudian saya ajak berkunjung ke Museum Kretek Kudus," ujarnya Tiyas yang merupakan warga Kudus dan tinggal di Kabupaten Kendal.
Zaka mengakui baru pertama kali berkunjung ke museum kretek, termasuk baru mengetahui sejarah kretek serta peralatan yang digunakan untuk memproduksi rokok kretek pada penjajahan Belanda.
"Sungguh menarik, tentunya ketika tidak ada tayangan film 'gadis kretek' tidak banyak orang awam yang tertarik datang ke museum ini," ujarnya.
Fasilitas yang dimiliki museum, tidak hanya sekedar soal rokok, melainkan tersedia pula permainan menarik.
Sedangkan koleksi di museum, di antaranya soal proses produksi rokok kretek, dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern, serta patung sejumlah tokoh penting yang berperan dalam memajukan bisnis rokok di Indonesia.
Sementara fasilitas tambahan yang tersedia di objek wisata museum yang berada di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati itu, yakni kolam renang, "water boom", technopark, mini teather, rumah adat Kudus, dan taman bermain anak.
Gadis Kretek bercerita tentang sebuah kisah cinta dengan latar belakang perkembangan industri serta berbagai peristiwa bersejarah di Indonesia.
Dian Sastrowardoyo berperan sebagai Dasiyah (Jeng Yah), seorang perempuan visioner dan dikenal karena kemampuannya dalam meracik saus rokok kretek yang sedap.
Sementara lawan main dari Dian Sastro dalam kisah romansa "Gadis Kretek" itu adalah Ario Bayu.
Ario Bayu berperan sebagai Soeraja, yang secara tak sengaja masuk ke dalam industri kretek hingga akhirnya sukses.
Selain Dian Sastro, pemeran wanita yang terkenal lainnya adalah Putri Marino.
Putri Marino berperan sebagai Arum, gadis independen yang penuh rasa ingin tahu.
Film ini juga dibintangi oleh Arya Saloka, yang berperan sebagai Lebas, anak bungsu Soeraja dan diminta tolong oleh sang ayah untuk mencari cinta sejatinya yang bernama Dasiyah.
Tugas Itulah yang mempertemukan Arum (Putri Marino) dan Lebas (Arya Saloka) bertemu.
Kemudian dalam pertemuan itulah yang secara perlahan dikuak kisah romansa antara Dasiyah (Dian Santro) dan Soeraja (Ario Bayu) dan sejarah-sejarah yang terjadi di Indonesia pada masa lampau. (ant/put)
Load more