Sendratari Gatotkaca, Sajian Wisata Malam di Malioboro Yogyakarta
- Tim tvOne - Nuryanto
Kemudian Tetuka muncul dari kawah Candradimuka dalam kondisi sudah tumbuh besar. Dan karena diciptakan dari kesaktian para dewa maka ia tidak dapat dilukai oleh senjata apapun.
Suasana panggung berganti, muncul Naga Pracona membuat gaduh kahyangan. Gatotkaca pun melawan Prabu Naga Pracona yg tubuhnya jauh lebih besar. Pertarungan tersebut berakhir dengan tewasnya Prabu Naga Pracona.
Sang ibu, Dewi Arimbi kemudian muncul untuk menasihati Gatotkaca agar menjadi Ksatria yang patuh dan setia kepada Negeri, menjadi Ksatria yang selalu menjunjung Dharma. Gatotkaca pun dinobatkan menjadi raja di Pringgondani.
Tiba tiba muncullah Brajadhenta yang tidak menyetujui Gatotkaca diangkat sebagai Raja Muda Pringgondani. Belum selesai Brajadhenta berbicara, tiba-tiba ia diterjang Brajamusti. Terjadi perang segitiga antara Brajadhenta, Brajamusti dan Gatotkaca.
Brajadhenta dan Brajamusti akhirnya tewas namun keduanya menjelma menjadi senjata ampuh yakni di taring Gatotkaca sebagai kesaktian bernama Aji Brajadhenta dan ditelapak tangan Gatotkaca menjadi Aji Brajamusti.
Adegan kemudian dimunculkan para Punokawan atau pemomong para kstaria Pandawa, yakni Semar, Petruk, Gareng dan Bagong. Keempat punokawan inilah yang menemani Gatotkaca dalam tugas-tugasnya sebagai kstaria.
Dari angkasa Gatotkaca melihat para Kurawa menculik Dewi Pregiwa untuk dinikahkan dengan Lesmana atas perintah Raja Astina. Pregiwa ditarik dan dibawa keluar taman, untuk dibawa ke Astina.
Gatotkaca di Angkasa melihat peristiwa penculikan kemudian menerjang Kurawa. Peperangan pun dibantu oleh para Punakawan yant melawan Kurawa dengan adegan jenaka. Seluruh Kurawa mengeroyok Gatotkaca namun Gatotkaca berhasil menghempaskannya.
Dengan lantang Gatotkaca berkata," Aku telah banyak mendengar kelakuan busuk
Kurawa. Tapi, jangan sekali- kali kalian menculik wanita dihadapan Gatotkaca!," kemudian para Kurawa lari tunggang langgang. Dewi Pergiwa pun bisa diselamatkan dan keduanya jatuh hati yang diakhiri adegan Gatotkaca - Pregiwa diantara mega-mega.
Adegan berikutnya, saat Gatotkaca mendatangi Resi Seta yang sedang duduk di tepi lautan. Resi Seta kemudian menyampaikan bahwa Gatotkaca telah belajar laku keutamaan. Ia kini menjadi pemimpin bagi negeri dan seorang kesatria tangguh, patriot, yang begitu dibutuhkan keberadaannya.
"Suatu saat nanti engkau akan menjadi panglima dan akan menjadi benteng bagi negaramu Ngger !," kata Resi Seta kepada Gatotkaca.
Sementara itu di negeri Astina, terompet berkumandamg dan para prajurit telah siaga dengan senjata perang. Patih Sengkuni, Duryudana, Durna, Dursasana bersama para Kurawa tengah mengatur strateti perang. Sengkuni menyampaikan kepada Durna agar tentara menyerang di malam hari karena beberapa hari berperang namun selalu kalah, dan korban berjatuhan dari pihak Kurawa.
"Aku mulai putus asa, saatnya aku menjalankan keinginanku, Kakang Durna, prajurit Kurawa harus menyerang pada malam hari," kata Sengkuni kepada Durna.
Namun strategi Patih Sengkuni dinilai menyalahi aturan perang, karena perang ini adalah perang agung.
"Didalam penyerangan, kita dan musuh harus mengetahui dan saling siaga. Itulah yang dinamakan perang secara kesatria. Bukan licik semacam ini," ungkap Durna
Namun tiba-tiba, Karna muncul untuk memimpin pasukan Astina melawan pasukan Amarta.
Sedangkan di kubu Pandawa, Werkudara atau ayaj Gatotkaca marah mendengar informasi dari Kresna jika mereka menggunakan strategi yang melanggar aturan perang.
Load more