Makkah, Arab Saudi – Jemaah calon haji Indonesia diimbau untuk tetap minum yang cukup untuk mencegah dehidrasi, mengingat suhu udara panas. Dalam pemberitaan sebelumnya, suhu udara di Makkah, Arab Saudi pada (14/6/2022) mencapai 46 derajat Celsius.
Menurut dr. Eva dalam laman kemkes.go.id, dehidrasi tidak selalu ditandai dengan gerah, tanpa sadar tubuhnya akan mengalami dehidrasi. Hal ini disebabkan karena cuaca di tanah suci memiliki kelembapan yang rendah, sehingga membuat Jemaah Haji tidak mudah berkeringat.
“Cuaca di sini memang panas banget dan tidak mengeluarkan keringat, beda dengan di Indonesia, kita bisa merasa gerah. Di sini kita merasa baik-baik saja karena ridak ada penanda, di Indonesia kana da penanda, contohnya berkeringat,” terang dr. Eva.
dr. Eva juga menuturkan bahwa gejala dehidrasi yang dialami tubuh tidak hanya ditandai dengan kondisi kulit atau bibir yang kering dan pecah-pecah. Melainkan dapat menyebabkan kondisi tubuh menjadi lebih parah mengingat kelembapan udara yang rendah.
“Kalau kita dehidrasi yang terganggu semua sel tubuh, akibatnya mulai dari yang teringan seperti rasa mual, kulit terasa kering, sampai dengan gejala berat seperti delirium (berperilaku seperti orang bingung) sampai dengan terjadinya heat stroke yang ditandai gangguan kesadaran atau pingsan. Itu yang kita mau hindari,” jelas dr. Eva.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada Jemaah Haji Indonesia untuk selalu minum air, walaupun tidak merasa haus dan makan tepat pada waktunya. Serta tak lupa untuk selalu menggunakan alat pelindung diri seperti masker, alas kaki, payung, semprotan muka, dan sebagainya.
Tidak perlu khawatir, meskipun sering minum tidak akan membuat Jemaah sering ke kamar mandi untuk buang air kecil. Hal ini disebabkan karena cuaca dan kelembapan yang rendah di tanah suci. Meski malam hari, usahakan tubuh tetap terhidrasi untuk menghindari terkena dehidrasi saat beribadah.
Jika merasa kurang sehat segera hubungi tim kesehatan terdekat dari lokasi Anda. (Kmr
Load more