'User' yang piawai memainkan instrumen beracunnya biasanya akan memberikan hal - hal kecil yang dianggap tak menyulitkan bagi mereka sebagai hadiah bagi korbannya.
Harus diketahui bahwa si 'user' memberikan ini bukanlah sebagai hadiah bagi si 'korban', namun sebagai sebuah tanda bahwa si 'korban' wajib membalas hadiah ini dengan sesuatu yang sepadan.
Posesif memang sudah bukan karakter yang unik jika berbicara tentang hubungan yang beracun. Di awal hubungan, individu yang tak waspada kemungkinan beranggapan rasa cemburu pasangannya merupakan tanda cinta. Namun seringnya kontrol yang ditunjukkan dengan rasa posesif ini bertumbuh seiring waktu.
Singkatnya, pasangan yang posesif akan membuatmu menderita. Mereka mulai mengecek keberadaanmu setiap saat entah dengan menelpon atau menggunakan teknologi, memasang kamera di lokasi - lokasi tersembunyi, dan lain sebagainya.
Seiring waktu mereka juga bisa berusaha menjauhkanmu dari keluarga dan teman - teman terdekatmu yang tak ia sukai tanpa alasan yang logis. Lama - lama mereka tak menganggap mereka berhubungan denganmu layaknya manusia dengan manusia melainkan hubungan antara barang dengan pemiliknya.
Itulah beberapa ciri atau karakter yang dimiliki pasangan atau orang - orang terdekat yang toxic. Beberapa ahli berpendapat bahwa hubungan toxic, entah dari sisi pelaku maupun korban sama - sama berakar dari kepercayaan diri yang rendah dan rasa insecure.
Individu - individu yang toxic percaya bahwa mereka tak layak menerima cinta atau ada orang lain yang secara tulus ingin memenuhi kebutuhannya. Uniknya, korban pun biasanya merasakan yang sama sehingga mungkin terasa sulit untuk keluar dari hubungan yang beracun.
Tidak ada jalan keluar pintas dari ini. Jika kamu berada di sebuah toxic relationship, terutama saat merasa dirimu terancam, maka carilah pertolongan dengan berbicara dengan psikolog, ahli agama, atau orang lain yang kamu percaya. (afr)
Load more