Kasus Tuberkulosis (TBC) & Stunting di Indonesia Mengkhawatirkan
- Istimewa BKKBN
Kulon Progo, DIY – Indonesia tengah dalam kondisi genting, Pasalnya penderita penyakit tuberkulosis (TBC) mencapai 824 ribu kasus dengan angka kematian 93 ribu setiap tahunnya. Angka ini menempati peringkat ketiga setelah India dan China.
"Data yang merujuk Global TB Report 2021 ini menjadi “alarm” karena setiap jam-nya di Indonesia, ada 11 kematian akibat TBC," seperti dikutip tvonenews.com dari siaran pers BKKBN
TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru.
Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui percikan air ludah dari pasien TBC, batuk atau bersin orang-orang yang berada di dekat pasien tersebut. Walaupun biasanya menyerang paru-paru, tetapi penyakit ini dapat mengenai tubuh lainnya, seperti sistem saraf pusat, jantung, kelenjar getah bening, dan lainnya.
Seseorang yang menderita TBC harus minum obat secara teratur dan lengkap selama minimal 6 bulan. Apabila tidak mendapat pengobatan, maka lebih dari 50 persen orang yang mengidap penyakit ini dapat meninggal.
Sementara stunting, merupakan masalah gizi yang bersifat kronis yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung lama. Stunting berdampak pada gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Terjadinya stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain asupan gizi, pola asuh yang salah, kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dan adanya penyakit penyerta seperti TBC, penyakit jantung bawaan serta penyakit kronis lainnya.
Dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menggelar Pekan TBC Anak dengan berbagai kegiatan, salah satunya berupa skrining TBC terhadap balita stunting.
Kegiatan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah termasuk di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan sejak tanggal 21 hingga 28 Maret 2022 di beberapa kapanewon. Kegiatan yang dilaksanakan di Puskemas Pengasih II merupakan kolaborasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), IDAI, Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Zero TB Yogyakarta.
Load more