Peningkatan nilai tambah dalam kegiatan produksi juga tercermin pada aktivitas manufaktur yang terus berada pada level ekspansif.
Selain itu, pandemi Covid-19 ternyata turut mendukung percepatan pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia, karena telah membuat mekanisme produksi menjadi lebih digital. Karena itu, Airlangga mengatakan bahwa dunia harus berkolaborasi untuk memastikan implementasi industri 4.0 untuk meminimalisir dampak pada produksi dan menekan biaya logistik serta menyerap guncangan pada rantai nilai global.
Bagi banyak negara, industri menjadi tulang punggung perekonomian karena adanya multiplier effect terhadap sektor lain. Industri juga memainkan peran penting dalam memulihkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan telah menciptakan lapangan kerja.
“Purchasing Managers Index (PMI) juga relatif menunjukkan ekspansif yang sebagian besar di atas 50,” katanya.
Saat ini, Indonesia telah berkomitmen melakukan transisi energi dan mendorong upaya-upaya yang mempertimbangkan dampak lingkungan berbasis percepatan energi bersih melalui penerapan investasi yang lebih efisien serta melalui input teknologi. Indonesia menginginkan tren transformasi industri berbasis batu bara menjadi industri yang hijau dan berkelanjutan.
“Untuk itu, Indonesia mengusulkan kepada anggota G20 untuk mendukung penuh transformasi ini," kata Airlangga. (HW/ree)
Load more