Jakarta - Komitmen mengenai kinerja ekonomi, transisi energi, kesehatan global hingga perpajakan internasional yang adil sangat berperan dalam mengatasi tingkat kemiskinan.
“Ini semua tentang menyediakan sumber daya yang cukup sehingga kita dapat mengatasi masalah kemiskinan,” kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam acara T20 Task Force 5 Side Event di Jakarta, Rabu (27/7/2022).
Suahasil Nazara mengatakan, keempat poin itu adalah komitmen para menteri keuangan dan bank sentral dari negara anggota G20. Anggota G20, kata dia, telah berkomitmen untuk menjaga kinerja ekonomi dengan menggunakan semua instrumen kebijakan baik fiskal, moneter, pembangunan hingga ketenagakerjaan.
Anggota G20 juga setuju untuk meningkatkan kesadaran, pengawasan, kesiapsiagaan terhadap situasi kesehatan global yang berpengaruh terhadap kinerja ekonomi.
G20 pun sepakat untuk menciptakan Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) yang akan menjadi penghubung antara ekonomi dan kesehatan.
Dana yang merupakan respons terhadap kesiapsiagaan pandemi itu telah mendapat komitmen mencapai 1,28 miliar dolar AS dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Indonesia.
“Ini akan dikelola oleh Bank Dunia di bawah tata kelola tertentu yang akan dibahas di bawah kerangka Bank Dunia,” ujar Suahasil.
Sementara itu, menurut Wakil Menteri Keuangan itu, komitmen mengenai keuangan berkelanjutan dilakukan G20 melalui transisi energy. Misalnya, Indonesia yang akan menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dan membangun lebih banyak pembangkit listrik energi terbarukan.
Dalam jangka pendek, Indonesia juga mencoba mengelola situasi melalui pembangunan infrastruktur yang sangat penting untuk mendukung transisi energi. Selanjutnya, untuk komitmen terakhir para anggota G20 adalah melanjutkan implementasi perpajakan internasional yang adil bagi seluruh negara.
“Sekarang mengapa saya menjelaskan hal ini? Karena semua itu tentang orang-orang kita,” ujarnya. (HW/ree)
Load more