Upaya ini bertujuan untuk memulihkan ekonomi agar menjadi lebih kuat dan tangguh serta mempercepat Sustainable Deveopment Goals/SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
“Mengadopsi ekonomi hijau mungkin tampak menantang, tetapi hal itu mungkin dilakukan karena banyak UMKM lokal sudah mempraktikkannya dengan nilai tradisional dan kearifan lokal,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam seminar Side Event G20 bertajuk Green Economy and Sustainable Business yang dilaksanakan secara virtual, di Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Berdasarkan studi World Economy Forum 2020, sektor ekonomi hijau diprediksi menghasilkan peluang bisnis sebesar US$ 10 juta dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030 di seluruh dunia.
Pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir juga mendorong Indonesia untuk memanfaatkan ekonomi hijau.
“Pandemi yang kita hadapi selama dua tahun mendorong pentingnya mengadopsi bisnis yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan,” kata Teten.
Selama ini para pebisnis enggan mengadopsi ekonomi hijau karena pertimbangan model teknis yang kompleks dan biaya produksi yang tinggi. Tapi menurut sebuah penelitian di Eropa, penggunaan sumber daya ekonomi hijau di sektor industri dapat menghemat pengeluaran sebesar lebih dari US$ 600 miliar per tahun.
“Praktik ekonomi hijau harus diterapkan pada bisnis yang sudah ada maupun bisnis baru di berbagai sektor industri,” kata Menkop dan UKM. (HW/ree)
Load more