Asa Warga dan Anak-anak Aceh Tamiang Bangkit, Akses Pulih dan Bantuan Terus Mengalir
- MIND ID
Aceh Tamiang, tvOnenews.com - Kondisi masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang saat ini mulai berangsur pulih setelah banjir melanda dan merusak permukiman serta fasilitas umum.
Usai hampir sepekan terisolasi, jalur transportasi kini kembali berfungsi sehingga bantuan kemanusiaan dapat menjangkau wilayah terdampak.
Selama akses terputus, warga bertahan dengan keterbatasan. Kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan perlengkapan seadanya menjadi sandaran hidup sehari-hari.
Seiring masuknya bantuan bahan pangan dan obat-obatan, masyarakat mulai membersihkan rumah dan lingkungan sebagai langkah awal pemulihan.
Di tengah situasi tersebut, semangat anak-anak Aceh Tamiang mencerminkan ketangguhan warga. Mereka menyambut kedatangan relawan dengan senyum dan pesan penuh harapan, menandakan keyakinan untuk melewati masa sulit bersama.
“Untuk teman-teman Aceh yang juga terkena bencana, tetap semangat ya,” ujar anak-anak saat direkam oleh Relawan MIND ID, Jumat (26/12/2025).
Sebagai bentuk dukungan pemulihan, Holding Industri Pertambangan MIND ID menyalurkan tiga truk bantuan yang memuat sekitar 100.000 item kebutuhan dasar.
Bantuan tersebut meliputi vitamin, obat-obatan, serta perlengkapan penting bagi masyarakat terdampak.
Paket bantuan mencakup multivitamin untuk anak dan dewasa, susu, madu, obat batuk, demam, maag, alergi, flu, diare, obat topikal, serta perlengkapan kebersihan seperti popok bayi dan dewasa, tisu basah, dan tisu kering. Penyaluran difokuskan ke wilayah Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.
Selain bantuan logistik, MIND ID bersama seluruh Anggota Grup menjalankan program Employee Volunteering.
Melalui program ini, karyawan terlibat langsung mulai dari evakuasi, distribusi bantuan, hingga pendampingan pemulihan masyarakat di berbagai wilayah terdampak di Sumatra. Kehadiran tersebut menjadi wujud komitmen perusahaan dan karyawan untuk memberi dukungan tenaga sekaligus semangat.
Koordinator Posko Paya Awe, Akhiruddin, mengungkapkan bahwa wilayah desanya sempat terendam banjir hingga setinggi dua meter.
“Kami hanya bisa mengungsi di balai pengajian. Tidak ada makanan sama sekali, bahkan untuk anak-anak. Dampaknya bagi kami seperti tsunami kedua,” ujarnya.
Ia menyebutkan bantuan dari berbagai pihak, termasuk MIND ID, sangat membantu masyarakat. Meski akses pembelian bahan pangan mulai terbuka, dukungan eksternal masih dibutuhkan.
Load more