Lampung Jadi Model Transmigrasi Nasional, Wamentrans Viva Yoga: Dulu Jadi Tujuan, Sekarang Daerah Asal Transmigran
- Kementrans
Memasuki era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, menurut Viva Yoga, transmigrasi dijalankan dengan pendekatan baru. Program ini tidak lagi sekadar memindahkan penduduk, tetapi difokuskan pada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan transmigran serta masyarakat di kawasan transmigrasi.
Transmigrasi disebut sebagai wujud kehadiran negara di tengah masyarakat. Pemerintah memberikan lahan seluas 1 hingga 2 hektare, jaminan hidup selama satu tahun, serta pendampingan dan pemantauan hingga lima tahun. Skema tersebut diharapkan mampu menekan angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Program transmigrasi merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan”, tuturnya.
Keberhasilan program ini mendorong minat banyak daerah untuk menjadi kawasan transmigrasi. Viva Yoga mengungkapkan, hingga saat ini terdapat sekitar 50 bupati yang mengajukan wilayahnya untuk dikembangkan sebagai lokasi transmigrasi.
Dukungan tidak hanya datang dari pemerintah daerah, tetapi juga dari masyarakat setempat. Di Kabupaten Konawe Utara, misalnya, warga menyediakan lahan seluas 1.000 hektare untuk transmigran. “Di Konawe Utara, masyarakat di sana menyediakan lahan 1000 Ha untuk para transmigran”, ujarnya. “Di Kabupaten Manokwari, ada kepala suku menghibahkan tanahnya untuk transmigran”, tambahnya.
Kondisi tersebut menunjukkan harmonisasi antara pendatang dan masyarakat lokal berjalan dengan baik tanpa konflik sosial yang berarti.
Antusiasme terhadap program transmigrasi juga terlihat dari para calon peserta. Mursalim, calon transmigran asal Lampung, mengaku mengikuti program ini dengan harapan dapat memperbaiki taraf hidupnya. “Untuk itu saya siap lahir dan batin untuk diberangatkan", ujarnya kepada Viva Yoga saat sesi sambung rasa. (rpi)
Load more