Reksa Dana Pendapatan Kian Menarik di Akhir Tahun Ini Meksi Yield Obligasi Alami Penurunan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mencatat adanya kesinambungan perbaikan di pasar obligasi negara pada Kuartal III/2025 seiring turunnya yield SUN (Surat Utama Negara) yang terus berlanjut.
Yield Surat Utang Negara (SUN) seri acuan tenor 10 tahun turun year-to-date (YtD) ke 6,07 persen pada 31 Oktober 2025.
Direktur PT Insight Investments Management (IIM), Camar Remoa menjelaskan bahwa turunnya yield obligasi saat ini dikarenakan banyaknya likuiditas di pasar selama 3 bulan terakhir akibat jatuh tempo SUN dan SRBI yang besar.
Selain itu, kata Camar, adapula penurunan suku bunga bank sentral baik global maupun domestik turut menambah sentimen positif pada penguatan yield.
Menurutnya pasar menilai masih terdapat ruang penurunan suku bunga ke depan sehingga masih terdapat potensi penguatan harga obligasi seiring dengan yield yang bergerak turun.
“Dengan adanya tren penurunan suku bunga dan semakin kuatnya indikasi bahwa suku bunga masih berpotensi turun lagi, pasar melihat peluang yang mendorong investor meningkatkan permintaan terhadap obligasi sehingga yield bergerak turun. Semua ini diperkuat oleh demand SUN yang juga sedang tinggi di pasar,” jelas Camar, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Pergerakan yield yang menurun ini kemudian memberikan dampak positif bagi sejumlah instrumen investasi, termasuk reksa dana pendapatan tetap.
Camar juga menambahkan soal forecast yield hingga akhir tahun 2025 masih relatif stabil diangka 6,10-6,65 persen.
“Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi reksa dana pendapatan tetap, yang mengelola portofolio kombinasi obligasi pemerintah dan korporasi ber-rating tinggi sehingga memberikan keseimbangan antara stabilitas dan potensi imbal hasil,” jelas Camar.
Camar memaparkan bahwa dinamika pasar saat ini membuat reksa dana pendapatan tetap kembali menjadi salah satu instrumen yang paling diperhatikan menjelang akhir 2025.
Tren penurunan yield memberi ruang bagi investor untuk memperoleh potensi capital gain di samping kupon yang diterima secara berkala.
“Di tengah tren turunnya yield dan membaiknya persepsi risiko di pasar, instrumen pendapatan tetap kembali menunjukkan posisinya sebagai pilihan yang solid bagi investor yang mencari keseimbangan antara stabilitas dan potensi imbal hasil,” ujar Camar.
Salah satu produk PT IIM, Insight Renewable Energy Fund (I-Renewable) menjadi opsi relevan untuk menangkap momentum positif pasar obligasi saat ini.
Sejak diluncurkan pada 2011, I-Renewable konsisten dikelola dengan fokus pada obligasi korporasi dengan rating tinggi berdurasi pendek-menengah.
Hal ini terbukti mampu memberikan kinerja jangka panjang yang kompetitif dengan total return lebih dari 170 persen melampaui benchmark yakni Infovesta Fixed Income Fund Index.
Camar menjelaskan I-Renewable sudah mencatat kinerja historis reksa dana ini tetap lebih baik dibandingkan indeks acuannya terutama pada saat pasar modal mengalami berbagai volatilitas dalam beberapa tahun terakhir ini.
Portofolionya yang difokuskan pada obligasi korporasi rating tinggi dengan durasi pendek hingga menengah memberikan stabilitas yang kuat, sekaligus peluang return yang menarik saat pasar memasuki fase penurunan yield seperti saat ini.
“Dengan fundamental pasar yang membaik dan strategi pengelolaan yang prudent, I-Renewable hadir sebagai pilihan relevan bagi investor yang mencari diversifikasi, stabilitas, dan potensi imbal hasil yang lebih optimal di akhir 2025,” jelas Camar.
Di sisi lain, PT IIM melalui I-Renewable turut mendorong pengembangan energi bersih dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR). (raa)
Load more