Mengejutkan! Saham Grup Bakrie Meledak Ratusan Persen Sepanjang 2025, Investor Berebut Meski Banyak Masih di Harga Gocap
- Antara
Sentimen Penggerak: Indeks Bergengsi, Rebalancing MSCI, hingga Lonjakan Komoditas
Kenaikan tajam saham-saham Bakrie tak lepas dari kombinasi sentimen positif.
Pertama, BRMS resmi masuk MSCI Global Standard Indexes bersama BREN. Pengumuman MSCI pada 5 November 2025 langsung mendongkrak minat investor asing.
Kedua, BUMI masuk tiga indeks bergengsi BEI: LQ45, IDX80, dan Bisnis-27 periode 3 November 2025–30 Januari 2026. Likuiditas tinggi membuat BUMI semakin mudah diborong investor institusi.
Ketiga, BUMI memperkuat ekspansi bisnis lewat akuisisi 45% saham PT Laman Mining senilai US$59,1 juta. Perusahaan ini bergerak di tambang bauksit—komoditas yang tengah naik daun. BUMI juga telah mengakuisisi 100% saham Wolfram Limited di Australia, meningkatkan eksposur pada emas dan tembaga.
Pada pekan lalu, momentum rebalancing MSCI memicu banjir inflow asing, terutama ke saham komoditas. BRMS menjadi salah satu incaran investor besar, meski BBCA tetap menjadi favorit utama.
Investor Asing Masuk Deras, Ditopang Sentimen Global dan Domestik
Head of Research KISI Sekuritas, Muhammad Wafi, menilai aliran dana asing ke Indonesia dipengaruhi ekspektasi The Fed melonggarkan kebijakan pada 2026, stabilitas rupiah, surplus neraca dagang, serta valuasi bank-bank besar yang sudah murah secara regional.
Associate Director Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus, juga menyebut pemangkasan suku bunga The Fed dan BI menjadi katalis kuat, diikuti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di atas 5%.
Nico menilai momentum rebalancing dan window dressing akhir tahun akan mendorong investor asing masuk lebih agresif, termasuk ke saham-saham Grup Bakrie yang memiliki potensi valuasi masa depan. (nsp)
Load more