Ciri-Ciri Saham Gorengan yang Bikin Purbaya Murka, BEI Diminta Berbenah Sebelum Dapat Insentif
- YouTube/Investor Daily
Jakarta, tvOnenews.com – Istilah saham gorengan kembali jadi sorotan setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegur jajaran Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia menilai, pasar modal Indonesia masih dipenuhi praktik manipulatif yang merugikan investor kecil.
Dalam kunjungannya ke Gedung BEI, Kamis (9/10/2025), Purbaya bahkan menolak memberikan insentif kepada pihak bursa sebelum mereka membereskan saham gorengan yang masih marak di pasar.
“Belum saya kasih (insentif) sebelum dia rapikan kondisi pasar modal kita, di mana banyak yang goreng-goreng tapi santai aja masih lenggang karena investor kecil jadi rugikan,” kata Purbaya, dikutip Minggu (12/10/2025).
Purbaya menyebut, insentif yang diminta BEI bermacam-macam, termasuk insentif pajak. Namun, ia menegaskan pembersihan saham gorengan harus jadi prioritas.
Presiden Jokowi Pernah Ingatkan Soal “Gorengan”
Peringatan serupa pernah disampaikan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2023 lalu. Saat itu, Jokowi menyinggung skandal konglomerat India Gautam Adani yang kehilangan sekitar US$120 miliar atau Rp1.800 triliun akibat praktik manipulasi saham.
“Hati-hati mengenai ini, jangan sampai ada yang lolos seperti itu, karena (Rp1.800 triliun) itu gorengan. Akibatnya seperempat PDB India hilang,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus memperkuat pengawasan agar kejadian serupa tidak terjadi di Indonesia.
Apa Itu Saham Gorengan?
Saham gorengan adalah saham yang pergerakan harganya dimanipulasi oleh pihak tertentu — biasanya disebut bandar — untuk menciptakan ilusi kenaikan cepat. Setelah investor ritel tertarik membeli, harga akan dijual tinggi sehingga investor kecil merugi.
Praktik ini dikenal juga sebagai cornering atau pembentukan harga semu. Aksi seperti ini dilarang dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, khususnya Pasal 91, 92, dan 93, yang menegaskan larangan manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam.
Ciri-Ciri Saham Gorengan
Agar investor tak terjebak, berikut beberapa ciri khas saham gorengan yang perlu diwaspadai:
-
Kenaikan harga tidak wajar.
Harga saham bisa naik ratusan persen dalam waktu singkat tanpa didukung kinerja fundamental perusahaan. -
Kapitalisasi kecil.
Biasanya berasal dari perusahaan kecil dengan jumlah saham beredar terbatas, sehingga mudah digerakkan bandar. -
Frekuensi transaksi mendadak tinggi.
Volume perdagangan tiba-tiba melonjak padahal sebelumnya sepi. Ini sering jadi tanda permainan harga. -
Berita positif tidak seimbang dengan kondisi keuangan.
Ada isu atau rumor positif yang sengaja dihembuskan untuk menarik minat investor, meski laporan keuangan perusahaan biasa saja. -
Likuiditas rendah.
Setelah “digoreng” dan harga tinggi, saham kembali sepi peminat karena bandar sudah keluar.
Jenis Manipulasi Pasar yang Umum
Dalam praktiknya, ada beberapa taktik yang biasa digunakan dalam menggoreng saham, antara lain:
-
Marking the close – mengatur harga penutupan agar terlihat tinggi.
-
Painting the tape – menciptakan transaksi palsu untuk menipu pasar.
-
Wash selling – menjual dan membeli saham sendiri agar tampak ramai.
-
Pooling trading – kolaborasi antarbandar untuk mengontrol harga.
Purbaya Minta BEI Tegas
Purbaya menegaskan bahwa pembersihan pasar dari saham gorengan merupakan syarat mutlak jika BEI ingin mendapatkan insentif dari pemerintah. Ia menilai, keberadaan saham semacam ini merusak kepercayaan investor dan menciptakan ketimpangan di pasar modal.
“Banyak yang goreng-goreng tapi masih santai aja, padahal investor kecil yang jadi korban,” tegasnya.
Ke depan, pemerintah diharapkan memperkuat koordinasi dengan BEI dan OJK agar pengawasan pasar lebih ketat dan transparan.
Karena seperti diingatkan Jokowi, jika manipulasi dibiarkan, dampaknya bisa fatal — tak hanya bagi investor ritel, tapi juga stabilitas ekonomi nasional. (nsp)
Load more