842 Ribu Diploma dan Sarjana Menganggur, Kadin Soroti Competency Gap Serius di Indonesia
- Kadin Indonesia
Ia menyebut kementerian telah memetakan riset unggulan di berbagai perguruan tinggi Indonesia untuk memudahkan kolaborasi dengan dunia usaha.
“Kami sudah membangun sistem yang memungkinkan siapa pun mencari topik riset tertentu dan langsung mengetahui peneliti serta universitas terkait. Dengan begitu, kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi dapat lebih cepat terwujud,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq, menekankan transformasi pendidikan tidak selalu harus berbentuk perubahan kurikulum.
“Biasanya orang selalu bersorak, ganti menteri ganti kurikulum. Tetapi kami ingin memperkuat bagaimana guru mengajarkan kurikulum itu. Kompetensi abad ke-21 bukan soal seberapa banyak materi yang diajarkan, tetapi bagaimana cara dan alasan materi itu diajarkan,” jelas Fajar.
Ia menegaskan pentingnya membangun pola pikir, mentalitas, dan budaya belajar sejak dini.
“Kurikulum bisa berubah, tetapi jika guru sebagai penggerak utama tidak memahami cara mengajarkan, maka tidak akan ada maknanya,” tegasnya.
Turut hadir jajaran pengurus Kadin Indonesia di antaranya Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Organisasi Taufan Eko Nugroho Rotorasiko, WKU Bidang Pendidikan Tinggi Sains Arini Subianto, WKU Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Antarina Sulaiman, WKU Bidang Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan Proyek Strategis Nasional Akhmad Ma’ruf Maulana, WKU Bidang Keanggotaan Widiyanto Saputro, dan Kepala Badan Pengembangan Ekonomi Syariah Titi Khoiriah, Ketua Umum Kadin Provinsi Aceh Muhammad Iqbal Piyeung dan Ketua Umum Kadin Provinsi Nusa Tenggara Barat Faurani. (rpi)
Load more