Fahri Hamzah Sebut Krakatau Steel Pegang Peran Kunci Wujudkan Swasembada Papan Nasional: Bukan Sekadar Pabrik Baja
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah, menyampaikan bahwa industri baja nasional memegang peran penting dalam suksesnya program swasembada papan.
Oleh karena itu, Fahri Hamzah menilai Krakatau Steel (KS) akan menjadi pilar utama dalam mendukung pembangunan perumahan rakyat secara berkelanjutan.
Fahri menyebut, ketergantungan terhadap industri baja bukan hanya soal produksi material, tetapi juga menyangkut kekuatan fondasi ekonomi dan infrastruktur nasional.
Dalam hal ini, KS dinilai bukan sekadar perusahaan baja, melainkan tulang punggung ekosistem perumahan rakyat.
"Jantung dari kehidupan industri dan perekonomian bangsa ini sangat bergantung pada industri dasar seperti Krakatau Steel. Ini bukan sekadar pabrik baja, tapi fondasi dari seluruh ekosistem pembangunan rumah rakyat," kata Fahri, dikutip Sabtu (2/8/2025).
Ia melihat potensi besar Krakatau Steel untuk mengambil peran utama dalam transformasi sektor perumahan nasional.
Dukungan terhadap program pembangunan tiga juta rumah per tahun yang masing-masing satu juta unit di desa, pesisir, dan perkotaan, dapat menjadikan KS sebagai salah satu BUMN terkuat di Indonesia.
"Jika KS fokus mendukung program tiga juta rumah per tahun, yakni satu juta di desa, satu juta di pesisir, dan satu juta di perkotaan, maka KS bisa tumbuh menjadi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang paling kuat," katanya.
Fahri mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan tiga skema utama untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan papan masyarakat, yang sekaligus membuka ruang kolaborasi strategis dengan Krakatau Steel.
Skema pertama adalah program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dengan anggaran sekitar Rp43,6 triliun per tahun untuk merenovasi dua juta unit rumah.
Dari anggaran tersebut, Rp17,5 juta per rumah akan digunakan langsung untuk pembelian bahan bangunan.
Dalam hal ini, KS diharapkan bisa menjadi pusat distribusi material, menyediakan kerangka baja ringan, dinding tahan gempa, dan sanitasi layak sebagai komponen rumah sehat yang terstandar.
Skema kedua menyasar Pengembangan Kawasan dengan alokasi dana Rp20 hingga Rp22 miliar per kawasan.
Program ini meliputi pembangunan infrastruktur dasar seperti IPAL kolektif, jaringan air bersih, serta hunian pesisir berbasis kearifan lokal.
Load more