Resmikan IBD Center Pertama di Indonesia, RS Abdi Waluyo Kini Sediakan Penanganan Radang Usus Mutakhir
- Ist
Jakarta, tvOnenews.com - Melihat dampak besar penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), RS Abdi Waluyo resmi menghadirkan pusat layanan khusus IBD pertama di Indonesia.
Penyakit radang usus merupakan gangguan autoimun kronis yang dapat memicu komplikasi serius seperti pembekuan darah, peradangan pada kulit, mata, sendi, bahkan kematian jika tidak ditangani secara tepat.
Oleh karena itu, IBD Center RS Abdi Waluyo didesain untuk memberikan pendekatan medis yang terpadu dan menyeluruh.
"Sejak berdiri pada tahun 1984 hingga hari ini, rumah sakit ini tumbuh dengan semangat, visi, dan dedikasi yang tak pernah berubah untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat," ujar pendiri utama RS Abdi Waluyo dr. Sutrisno T. Subagyo, Sp.PD-JP, Rabu (30/7/2025).
"Kami terus berusaha membuktikan RSAW mampu memenuhi standar pelayanan yang dijanjikan kepada masyarakat, salah satunya dengan menghadirkan IBD Center untuk meningkatkan perawatan dan hasil yang baik untuk pasien," imbuhnya.
dr. Sutrisno menambahkan bahwa pendirian IBD Center juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap IBD, memperluas akses terhadap terapi inovatif, serta mendorong kolaborasi dengan asosiasi medis guna meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan.
Sebagai pelopor, RS Abdi Waluyo tidak hanya menghadirkan layanan medis unggulan, tetapi juga meneruskan kontribusi ilmiah dari Prof. dr. Marcellus Simadibrata, SpPD-KGEH—dokter spesialis penyakit dalam yang turut membesarkan IBD Center hingga menjadi pusat terpercaya saat ini.
Rumah sakit juga akan menjalin kolaborasi strategis dengan R. Simadibrata Gastroenterology Hepatology Center, yang fokus pada layanan gangguan pencernaan, mulai dari saluran atas dan bawah, hingga gangguan pada organ hati, empedu, dan pankreas.
Didukung oleh teknologi canggih seperti endoskopi, USG, CT scan, dan MRI, pusat layanan ini juga dilengkapi fasilitas terapi untuk penanganan komprehensif gangguan saluran cerna.
"Di RS Abdi Waluyo kami memandang bahwa penyakit radang usus (IBD) merupakan salah satu penyakit yang perlu perhatian khusus karena bisa memberi dampak negatif bagi pasiennya. Oleh sebab itu, dari berbagai penyakit saluran cerna yang ada, kami menjadikan IBD sebagai fokus utama dan membangun IBD Center yang pertama di Indonesia," ujar Prof. Marcel.
Menurutnya, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap IBD menjadi salah satu tantangan utama. Gejala seperti diare masih sering dianggap biasa, padahal bisa menjadi indikator awal penyakit radang usus.
Data dari studi Global Burden of Disease menunjukkan jumlah penderita IBD meningkat dari 3,7 juta menjadi 6,8 juta jiwa secara global antara 1990 hingga 2017.
IBD terbagi menjadi tiga tipe utama: Ulcerative Colitis (UC), Crohn’s Disease (CD), dan Colitis Indeterminate.
Masing-masing tipe memiliki risiko komplikasi serius seperti pembengkakan usus, malnutrisi, bahkan kanker.
Diagnosis IBD umumnya berdasarkan gejala berulang seperti nyeri perut, perubahan buang air besar, perdarahan, hingga penurunan berat badan, yang dikonfirmasi lewat pemeriksaan darah, feses, radiologi, dan endoskopi.
Penanganan IBD melibatkan terapi obat, pembedahan, hingga vaksinasi. Menurut Prof. Marcel, “Pada dasarnya penyakit ini memiliki tingkat kesulitan yang beragam sehingga diperlukan kerjasama multidisiplin. IBD center RS Abdi Waluyo memberikan serangkaian layanan terpadu oleh dokter-dokter spesialis dan subspesialis dari berbagai bidang.”
Layanan yang ditawarkan IBD Center mencakup konsultasi awal, penilaian risiko dan komplikasi, analisis nutrisi, dukungan psikososial, pembaruan terapi, serta pemantauan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Tak hanya pelayanan medis, IBD Center juga berkomitmen pada edukasi publik dan tenaga medis melalui berbagai kegiatan ilmiah.
Sebagai bagian dari komitmen global, RS Abdi Waluyo juga menjalin kerja sama riset dengan University of Chicago, pusat riset IBD ternama dunia.
Kolaborasi ini telah berlangsung sejak 2023 dan mencakup diskusi kasus kompleks, simposium bersama, dan kuliah daring.
Dalam rangka edukasi berkelanjutan, IBD Center menggelar dua webinar ilmiah bagi dokter pada 25 Juli dan 29 Agustus 2025, serta satu webinar awam untuk masyarakat umum bertema “Mengenal Lebih Dekat Penyakit Radang Usus (IBD)” pada 29 Agustus 2025.
Seluruh acara ini terbuka untuk publik secara gratis dan telah mendapat akreditasi dari Kementerian Kesehatan RI.
Sebagai dedikasi dalam bidang gastroenterologi, RS Abdi Waluyo kini menjadi bagian dari sejumlah asosiasi profesional tingkat global, termasuk GENIUS, IBUS, ECCO, dan Industrial Ultrasound Collaboration.
Load more