Luncurkan IBD Center, RSCM Targetkan Jadi Rujukan Regional Penyakit Radang Usus
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali memperluas jangkauan layanan kesehatannya dengan meresmikan Inflammatory Bowel Disease (IBD) Center di unit RSCM Kencana.
Peluncuran fasilitas itu dilakukan bersamaan dengan seminar edukasi kesehatan yang digelar secara hibrida pada Selasa (25/11).
Inisiatif pembentukan pusat layanan itu didasari oleh tren peningkatan kasus penyakit radang usus kronik, seperti Crohn Disease dan kolitis ulseratif, di Indonesia.
Berdasarkan data Asia-Pacific Crohn’s and Colitis Epidemiologic Study (ACCESS), angka kasus penyakit tersebut di Indonesia kini menyentuh 0,77 per 100.000 penduduk setiap tahun.
Kehadiran IBD Center di Digestive Cluster RSCM Kencana diharapkan menjadi solusi atas terbatasnya fasilitas medis dan risiko keterlambatan diagnosis yang kerap memicu komplikasi serius pada pasien.
Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr. Renan Sukmawan, menegaskan bahwa fokus utama layanan ini adalah mengembalikan kualitas hidup pasien agar tetap optimal.
“IBD bukan lagi menjadi masalah besar, karena seluruh kebutuhannya dapat ditangani di sini. Pendekatan layanan kami bersifat individual dan personal, memastikan bahwa meskipun penyakit ini kronis, pasien tetap dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Tim kami siap membantu pasien, keluarga, maupun siapa pun yang membutuhkan, untuk kembali ke aktivitas sehari-hari tanpa gangguan. Pada akhirnya, tujuan kami adalah mengembalikan kualitas hidup dasar pasien seoptimal mungkin,” kata dr. Renan.
Hal serupa disampaikan oleh Kepala Instalasi Pelayanan Eksekutif Terpadu RSCM Kencana, dr. Gerhard Reinaldai Situmorang.
Ia menjelaskan bahwa penanganan IBD menuntut pendekatan yang spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien (tailored). Pihaknya menargetkan fasilitas ini tidak hanya menjadi unggulan di dalam negeri, namun juga berkembang menjadi pusat rujukan di tingkat regional.
"RSCM Kencana telah lama menjadi ‘the experts’ choice’. Dengan kepercayaan itu, kami menargetkan IBD Center ini bukan hanya unggul di Indonesia, tetapi mampu menjadi rujukan regional," ujar dr. Gerhard.
Rangkaian acara juga diisi dengan sesi edukasi yang dipandu moderator dr. Virly Nanda Muzellina.
Dalam kesempatan itu, dr. Amanda Pitarini Utari memberikan pencerahan mengenai perbedaan mendasar antara IBD dan Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Load more