Dolar AS Menguat, Pasar Uang Global Waspadai Respons Iran Usai Serangan Nuklir
- ANTARA
Sebaliknya, AS kini menjadi negara mandiri secara energi, sehingga dampak langsung terhadap ekonominya lebih terkendali.
Pasar Saham dan Minyak Bereaksi, Kripto Volatil
Konflik juga mendorong lonjakan harga minyak mentah. Brent sempat menyentuh $81,40 per barel, level tertinggi dalam lima bulan, meski akhirnya terkoreksi. WTI juga naik signifikan. Sementara itu, bursa saham global melemah, dan pasar kripto tetap volatil:
-
Bitcoin naik 1,75% pada perdagangan Senin pagi setelah sempat turun 4% pada hari Minggu
-
Ether (ETH) naik 2,3% setelah sebelumnya anjlok 9%
Penutupan Selat Hormuz Jadi Ancaman Nyata
Meskipun belum ada tindakan langsung dari Iran, persetujuan parlemen untuk menutup Selat Hormuz telah menjadi sinyal serius bagi pasar global. Charu Chanana, kepala strategi investasi Saxo, menyebut pasar saat ini masih memperlakukan serangan AS sebagai insiden terbatas, bukan awal dari perang regional yang luas.
Namun demikian, menurut analis Sugandha Sachdeva, bila konflik semakin meluas, harga minyak bisa menembus $100 bahkan $120 per barel, karena potensi gangguan besar di jalur distribusi global. Goldman Sachs memperkirakan bahwa jika pengapalan minyak di Selat Hormuz terganggu hingga setengahnya selama satu bulan, Brent bisa menembus $110 per barel.
Kondisi geopolitik yang tidak menentu saat ini telah mendorong investor beralih ke mata uang aman seperti dolar dan yen. Namun, pasar tampaknya masih menanti perkembangan lebih lanjut dari Iran. Apakah respons militer Iran akan memicu perang besar atau tetap terbatas, menjadi faktor penentu arah pasar ke depan. (reu/nsp)
Load more