Diperiksa dalam Kasus Chromebook Rp9,9 Triliun, Ini Profil Lengkap dan Kekayaan Fantastis Nadiem Makarim
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, hari ini menjalani pemeriksaan di Gedung Bundar Kejaksaan Agung.
Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,9 triliun, yang menjadi bagian dari program digitalisasi pendidikan nasional selama masa jabatannya.
Nadiem tiba sekitar pukul 09.07 WIB, mengenakan kemeja panjang berkerah shanghai warna krem dan membawa tas besar warna hitam yang diduga berisi dokumen-dokumen terkait pelaksanaan proyek tersebut. Meski disapa awak media, Nadiem memilih diam dan langsung masuk ke ruang pemeriksaan.
Pihak Kejagung menyatakan bahwa keterangannya penting untuk menelusuri bagaimana proses pengawasan dan pengambilan keputusan dilakukan dalam pengadaan besar yang melibatkan anggaran hampir Rp10 triliun itu.
“Sebagai pimpinan tertinggi di kementerian, keterangannya sangat penting. Apalagi menyangkut anggaran yang sangat besar,” tegas Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung.
Jejak Karier: Dari Gojek ke Kabinet Jokowi
Nadiem bukan sosok asing dalam dunia inovasi digital di Indonesia. Lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, ia merupakan pendiri Gojek, platform layanan on-demand yang menjelma menjadi perusahaan teknologi pertama di Indonesia yang menyandang status decacorn. Di balik kesuksesan Gojek, Nadiem dikenal luas sebagai figur progresif dan disruptif yang mengawinkan teknologi dengan solusi kehidupan sehari-hari masyarakat urban.
Ia meraih gelar sarjana Hubungan Internasional dari Brown University dan gelar MBA dari Harvard Business School, dua institusi terkemuka di Amerika Serikat. Sebelum mendirikan Gojek, ia sempat bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company, serta menjabat posisi strategis di Zalora dan Kartuku.
Pada tahun 2019, Nadiem membuat langkah mengejutkan dengan meninggalkan Gojek dan menerima tawaran Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia menjadi menteri termuda dan satu-satunya dari generasi milenial di Kabinet Indonesia Maju.
Selama menjabat, ia dikenal dengan sejumlah kebijakan kontroversial dan inovatif, termasuk Merdeka Belajar dan program digitalisasi sekolah—program inilah yang kini menyeretnya ke proses hukum.
Kekayaan Nadiem: Hampir Rp1 Triliun dalam Bentuk Aset, Saham, dan Properti
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan pada 22 Februari 2025, total kekayaan Nadiem tercatat sebesar Rp600.641.456.655 setelah dikurangi total utang pribadi sebesar Rp466 miliar lebih. Tanpa utang, nilai asetnya mencapai lebih dari Rp1,06 triliun.
Rincian harta kekayaan Nadiem:
-
Tanah dan Bangunan: Rp57,79 miliar
Termasuk properti mewah di kawasan elit Jakarta Selatan, villa di Gianyar, dan lahan luas di NTT. -
Kendaraan Pribadi: Rp2,24 miliar
Dua unit mobil mewah keluaran terbaru, yakni Toyota Alphard Hybrid dan Toyota Innova Zenix 2024. -
Surat Berharga: Rp926,09 miliar
Ini merupakan komponen terbesar dalam portofolionya, mencerminkan keterlibatan aktif di pasar modal dan investasi strategis. -
Kas dan Setara Kas: Rp77,08 miliar
Likuiditas tinggi menunjukkan fleksibilitas keuangan pribadi yang sangat kuat. -
Harta Bergerak Lain: Rp752 juta
Termasuk koleksi barang seni dan aset bernilai tinggi lainnya. -
Harta Lainnya: Rp2,9 miliar
Dalam kategori ini dapat mencakup hak cipta, piutang pribadi, atau bentuk aset tak berwujud lainnya.
Kehidupan Pribadi dan Warisan Keluarga Cendekia
Nadiem merupakan putra dari Nono Anwar Makarim, pengacara dan aktivis senior berdarah Arab-Minang, dan Atika Algadri, seorang penulis serta cucu dari tokoh kemerdekaan Indonesia, Hamid Algadri. Ia menikah dengan Franka Franklin, seorang Katolik, pada tahun 2014 dan memiliki empat orang anak.
Dibesarkan dalam keluarga akademis dan progresif, Nadiem dikenal memiliki jaringan global dan pemahaman lintas budaya. Ia juga pernah menjalani program pertukaran pelajar di London School of Economics saat menempuh studi sarjana.
Pengaruh dan Pengakuan Internasional
Namanya sempat masuk dalam daftar 150 Orang Terkaya di Indonesia versi Globe Asia tahun 2018. Selain itu, Nadiem mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya:
-
TIME 100 Next 2019
-
Bloomberg 50 pada 2018
-
Asian of The Year 2016 oleh The Straits Times
-
Tatler 500 Indonesia & Asia’s Most Influential
Pemeriksaan Masih Berlanjut: Apa Langkah Kejagung Berikutnya?
Meski masih diperiksa sebagai saksi, banyak pihak menilai bahwa status hukum Nadiem bisa berkembang tergantung pada hasil penyidikan. Kejaksaan Agung menyatakan tidak menutup kemungkinan untuk memanggil lebih banyak pejabat atau pihak swasta yang terlibat dalam proses pengadaan laptop tersebut.
Selain menyangkut transparansi anggaran, kasus ini juga menjadi ujian serius terhadap akuntabilitas program transformasi digital di sektor pendidikan. (nsp)
Load more