Bongkar Modus Bonus Direksi BUMN, COO Danantara: Laba Direkayasa, Perusahaan Malah Jatuh
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com – Chief Operating Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Dony Oskaria, mengungkap dugaan praktik manipulatif yang dilakukan sejumlah direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) demi meraih tantiem atau bonus tahunan. Salah satu modusnya, menurut Dony, adalah dengan merekayasa laporan keuangan agar tampak mencetak laba.
“Laba dibesar-besarkan, biaya ditunda-tunda, hanya demi mendapatkan bottom line yang bagus, lalu dapat tantiem. Menurut saya, itu manipulasi yang bikin perusahaan akhirnya jatuh,” ujar Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Modus semacam ini, katanya, bukan hanya menyesatkan pemegang saham, tapi juga menciptakan fondasi keuangan yang rapuh. Alih-alih membawa perusahaan menjadi sehat dan berkelanjutan, laporan laba semu justru memperbesar potensi kegagalan dalam jangka panjang.
Lebih jauh, Dony menyebut praktik ini menjadi salah satu penyebab utama gagalnya sejumlah BUMN di masa lalu. Ketiadaan visi jangka panjang dan lemahnya pengawasan operasional memperparah situasi.
“Banyak BUMN yang pailit punya akar masalah sama: pengelolaan manajemen yang buruk dan rekayasa laporan keuangan. Bisa karena overinvestment, bisa juga karena praktik korupsi,” tegasnya.
Melihat banyaknya lubang dalam tata kelola, Dony menegaskan pentingnya peran Danantara Indonesia sebagai pengawas sekaligus penilai kelayakan bisnis BUMN. Tujuannya, agar negara tidak lagi harus menyuntikkan dana secara buta melalui mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN).
Kini, Danantara memegang kendali atas skema penyaluran modal ke BUMN. Setiap suntikan modal akan dikaji melalui business plan dan proyeksi industri dari masing-masing perusahaan. “CEO BUMN harus mempresentasikan langsung ke kami. Mulai dari roadmap, visi bisnis, sampai seberapa kompetitif industrinya,” ujarnya.
Dengan sistem ini, Danantara berharap ke depan BUMN tidak hanya mengandalkan laporan laba rugi, tapi benar-benar membangun perusahaan yang sehat, relevan, dan siap bersaing di pasar bebas. (nsp)
Load more