Drama Tarif Trump Bikin Pasar Asia Merangkak Naik, Euro Menguat, Nvidia Jadi Sorotan
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Pasar saham Asia perlahan bangkit pada perdagangan Senin (26/5), didorong oleh keputusan mengejutkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kembali menunda ancaman tarif impor terhadap produk Uni Eropa. Penundaan ini memberi ruang bagi pelaku pasar untuk bernapas lega, meskipun ketidakpastian masih membayangi.
Trump menunda tenggat waktu pemberlakuan tarif hingga 9 Juli, dari yang sebelumnya ditetapkan 1 Juni, menyusul permintaan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang menginginkan waktu tambahan guna merampungkan kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan.
Keputusan ini menyusul langkah serupa sebelumnya saat Trump menangguhkan tarif atas Tiongkok dan merampungkan kesepakatan awal dengan Inggris. Meski pasar sempat terpukul bulan lalu, kondisi mulai stabil. Namun analis tetap mengingatkan bahwa arah kebijakan Trump yang tidak terduga menjadi pengingat risiko pasar global yang fluktuatif.
"Tarif yang diajukan Trump ini jauh di atas tarif balasan 20% dari Uni Eropa. Mengingat AS, Uni Eropa, dan Tiongkok mencakup 60% PDB global, eskalasi ini bisa berdampak buruk bagi ekonomi dunia," tulis analis dari Brown Brothers Harriman.
Tak hanya itu, raksasa teknologi Apple juga terkena imbas, setelah Trump mengancam mengenakan bea masuk 25% atas seluruh iPhone impor yang dibeli oleh konsumen AS.
Sementara itu, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,12%, sedangkan Nikkei Jepang mencatat penguatan moderat. Namun, volume perdagangan diperkirakan tetap rendah karena libur di pasar AS dan Inggris.
Kabar baik datang dari Jepang, di mana saham Nippon Steel melesat 4,3% usai Trump menyatakan dukungan terhadap rencana akuisisi senilai $14,9 miliar terhadap U.S. Steel, yang langsung mendongkrak saham perusahaan AS tersebut hingga 21%.
Investor juga akan mencermati arah kebijakan Bank Sentral Jepang, dengan fokus pada obligasi jangka panjang dan data inflasi yang akan rilis minggu ini. Di sisi lain, Moody's kembali mengangkat isu utang membengkak di negara maju, usai menurunkan peringkat kredit AS dan hasil lelang surat utang yang mengecewakan di AS dan Jepang.
Dari pasar saham Tiongkok, indeks CSI300 melemah 0,2% dan Hang Seng Hong Kong turun 0,4% di awal perdagangan.
Di pasar valuta asing, euro menguat 0,3% ke level $1,1397, tertinggi sejak 30 April. Sementara yen melemah terhadap dolar AS yang menguat hingga 143,085 yen, setelah sempat turun 1% pada Jumat lalu.
Salah satu momen yang dinantikan investor minggu ini adalah laporan keuangan Nvidia, raksasa chip AI yang jadi acuan pergerakan saham teknologi dunia. Saham Nvidia memang sempat terkoreksi 2% sepanjang tahun ini, usai munculnya persaingan dari model AI murah asal Tiongkok, termasuk peluncuran DeepSeek.
CEO Jensen Huang pun telah mewanti-wanti bahwa pembatasan ekspor AS bisa berdampak besar terhadap penjualan global mereka. Bahkan, Nvidia dilaporkan tengah menyiapkan chip AI versi murah untuk pasar Tiongkok, yang saat ini masih menunggu izin dari otoritas AS.
Dari komoditas, harga minyak mentah naik, sementara emas tergelincir tipis dari posisi tertingginya dalam dua pekan terakhir. (nsp)
Load more