Djoko Susanto: Dari Warung Kelontong ke Akuisisi Lawson
- ANTARA
Sebagian besar kekayaan ini berasal dari saham di:
-
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) – pengelola Alfamart dan Lawson
-
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) – pengelola Alfamidi
-
PT Sigmantara Alfindo – entitas milik Djoko yang menjadi pemilik mayoritas saham AMRT
Djoko juga dikenal memiliki portofolio aset yang terdiversifikasi, namun tetap terkonsentrasi di sektor ritel. AMRT telah memperluas ekspansi hingga ke Filipina dan menjalin kemitraan dengan berbagai merek internasional, memperkuat posisinya sebagai perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar besar.
Filosofi Djoko: Minimarket Sebagai Infrastruktur Sosial
Djoko dikenal sebagai pribadi yang tidak suka tampil di media. Namun, kepemimpinannya sangat dirasakan di dalam perusahaan. Strateginya mengedepankan:
-
Efisiensi distribusi dan logistik
-
Penguasaan rantai pasok internal
-
Ekspansi ke daerah suburban dan pedesaan
-
Integrasi teknologi dan data
Menurut para analis, pendekatan Djoko menjadikan jaringan minimarket sebagai sarana distribusi nasional yang menghubungkan produsen, UMKM, dan konsumen akhir secara langsung.
Kesimpulan: Visi Jangka Panjang Sang Raja Minimarket
Perjalanan Djoko Susanto membuktikan bahwa ketekunan, intuisi bisnis, dan keberanian mengambil risiko bisa membawa pelaku usaha dari level terbawah ke puncak struktur industri. Akuisisi Lawson menandai fase baru dalam konsolidasi ritel modern nasional di bawah satu komando.
Dari satu warung kelontong di Jakarta, kini Djoko mengendalikan ribuan gerai yang tersebar dari kota besar hingga desa-desa di Indonesia. Ia bukan hanya pengusaha, tapi juga arsitek ekosistem distribusi modern Indonesia. (nsp)
Load more