Prabowo Tegaskan Utang RI Termasuk Terendah di Dunia, Singgung Negara Eropa Langgar Batas Defisit
- ouTube/Sekretariat Presiden
Jakarta, tvOnenews.com – Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini termasuk yang terendah di dunia. Hal itu dimungkinkan berkat strategi pemerintah dalam menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sebesar 2,5% dari PDB, jauh di bawah batas aman internasional.
"Kita tidak terikat kewajiban, tapi kita disiplin. Kita jaga defisit tetap 2,5% dari GDP kita. Ini bentuk tanggung jawab fiskal kita sendiri," tegas Prabowo saat Sidang Kabinet Paripurna, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/5/2025).
Bandingkan dengan Negara Maju: Jerman, Inggris, Prancis
Prabowo kemudian membandingkan kinerja fiskal Indonesia dengan negara-negara maju, khususnya Uni Eropa yang terikat oleh Perjanjian Maastricht. Perjanjian ini menetapkan bahwa defisit anggaran negara anggota seharusnya tidak melebihi 3% dari PDB.
Namun kenyataannya, sejumlah negara besar seperti Jerman, Inggris, dan Prancis justru mencatatkan defisit yang jauh melampaui ambang batas tersebut.
"Jerman, Inggris, Prancis sudah jauh (di atas) 3%. Mereka langgar standar yang mereka buat sendiri. Kita justru tetap disiplin," ungkap Prabowo.
Dengan menjaga defisit di bawah 3%, Indonesia otomatis menjaga rasio utang terhadap PDB tetap rendah, yang menurut Prabowo menjadi salah satu indikator kekuatan dan kemandirian fiskal nasional.
Strategi Pemerintah: Hemat Anggaran dan Fokus ke Program Prioritas
Presiden juga menggarisbawahi pentingnya prinsip kehati-hatian dalam mengelola anggaran negara. Ia menyebut penghematan besar-besaran menjadi bagian dari strategi pengelolaan fiskal, namun tetap memungkinkan pemerintah menjalankan program strategis nasional.
"Kita bangga karena bisa hemat besar-besaran. Tapi kita tetap bisa jalankan program strategis. Itu hasil manajemen ekonomi yang hati-hati dan bertanggung jawab," ujarnya.
Utang Terkendali, Risiko Menurun
Dengan defisit yang terkendali dan efisiensi dalam belanja negara, risiko fiskal Indonesia disebut relatif rendah. Hal ini mendukung kredibilitas kebijakan fiskal di mata investor dan lembaga internasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tekanan global. (nsp)
Load more