RI Desak AS Pangkas Tarif Ekspor, Tawarkan LNG hingga Gandum dalam Meja Nego
- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif tinggi yang dikenakan terhadap barang asal RI.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, proses negosiasi masih berada pada tahap awal, namun pemerintah aktif menjajaki solusi dagang yang saling menguntungkan, termasuk menawarkan opsi impor LNG dan produk agrikultur dari AS.
“Negosiasinya masih awal. Komunikasi terus kami bangun agar tarif terhadap Indonesia tidak terlalu tinggi,” ujar Airlangga di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Tarif RI Masih Lebih Tinggi Dibanding Negara Kompetitor
Tarif 32% yang dikenakan AS terhadap sejumlah produk Indonesia disebut tidak kompetitif, terutama jika dibandingkan dengan tarif yang diterima oleh negara pesaing, baik dari ASEAN maupun di luar kawasan. Menurut Airlangga, produk ekspor unggulan RI seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang terkena beban tarif tambahan yang menekan daya saing.
“Tarif 10% ini masih diskon sementara selama 90 hari. Tapi, garmen dan tekstil kita sudah kena tarif dasar 10–37%. Jika ditambah 10% lagi, beban ekspor bisa makin tinggi,” jelasnya.
RI Tawarkan Impor Energi & Agrikultur untuk Redam Ketegangan
Sebagai bagian dari solusi negosiasi, Indonesia siap menambah pembelian barang dari AS guna memangkas surplus dagang. Komoditas yang ditawarkan untuk diimpor meliputi LPG, crude oil, gasoline, hingga produk agrikultur seperti gandum dan kedelai.
“Kami juga siap beli produk agrikultur AS seperti gandum dan soya bean. Barang modal juga akan kami tingkatkan,” papar Airlangga.
Selain itu, pemerintah membuka opsi impor LNG dari AS yang saat ini masih dalam tahap pembahasan awal. Langkah ini menjadi bagian dari pendekatan “win-win” agar AS bersedia melonggarkan tarif produk ekspor Indonesia.
Bahas Kritikal Mineral hingga SDM Digital
Pemerintah juga mendorong kerja sama strategis dengan AS, termasuk pada pengelolaan kritikal mineral dan sektor pendidikan. Penawaran ini meliputi kemudahan investasi bagi perusahaan AS, insentif bisnis, hingga kelonggaran perizinan.
“Kami dorong juga kerja sama pengembangan SDM, terutama di bidang sains, ekonomi digital, dan engineering,” ujar Airlangga.
Load more