Inflasi Emas per April 2025 Tertinggi sejak Puncak Pandemi Covid-19, BPS: Naik 10,52 Persen
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi komoditas emas perhiasan pada April 2025 melonjak tajam dan mencatat rekor tertinggi dalam kurun waktu lebih dari empat tahun terakhir.
Kenaikan harga ini menandai lonjakan inflasi bulanan emas yang belum pernah terjadi sejak awal pandemi COVID-19.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa tingkat inflasi emas pada bulan April 2025 mencapai 10,52 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), mendekati rekor sebelumnya pada Agustus 2020.
Menurut Pudji, kondisi ini memperkuat tren kenaikan harga emas yang telah berlangsung selama hampir dua tahun berturut-turut.
“Inflasi emas perhiasan yang terjadi di bulan April ini tertinggi sejak September 2020 karena pada Agustus 2020 itu terjadi inflasi emas sebesar 10,75 persen,” ujar Pudji dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Berdasarkan data Harga Konsumen BPS, lonjakan serupa sempat terjadi pada Juli–Agustus 2020, saat harga emas di Jakarta naik dari Rp785.406 menjadi Rp869.893 per gram, atau meningkat 10,75 persen mtm.
Pada bulan berikutnya, Agustus–September 2020, harga emas kembali naik tipis 1,03 persen menjadi Rp878.880.
Pudji menjelaskan bahwa kenaikan harga emas pada April 2025 memperpanjang tren inflasi komoditas ini yang telah berlangsung selama 20 bulan berturut-turut.
Terakhir kali terjadi deflasi emas pada Agustus 2023 sebesar 0,3 persen, disusul inflasi sebesar 0,41 persen pada bulan berikutnya.
“Meningkatnya inflasi emas perhiasan ini terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia,” kata Pudji.
Emas juga tercatat sebagai salah satu penyumbang utama inflasi bulan April 2025, dengan kontribusi sebesar 0,16 persen terhadap inflasi bulanan.
Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi antara lain tarif listrik (0,97 persen), bawang merah (0,06 persen), cabai merah (0,04 persen), dan tomat (0,03 persen).
Selain itu, emas menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi tahunan (year-on-year) yang tercatat 1,95 persen pada April 2025. Komoditas ini menyumbang andil sebesar 0,52 persen, diikuti oleh ikan segar (0,14 persen), tarif air minum PAM (0,14 persen), kopi bubuk (0,11 persen), dan minyak goreng (0,11 persen).
Inflasi bulanan sebesar 1,17 persen pada April 2025 tercermin dari naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,22 di bulan Maret menjadi 108,47 pada April.
Load more