Harga Minyak Dunia Anjlok 2%, Ketegangan Tarif Trump dan Rencana OPEC+ Tambah Produksi Jadi Pemicu
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Harga minyak dunia turun sekitar 2% ke level terendah dalam dua minggu terakhir pada Selasa (29/4/2025), di tengah kekhawatiran bahwa kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan rencana peningkatan produksi OPEC+ akan menekan permintaan global.
Melansir dari Reuters, minyak Brent turun USD 1,61 atau 2,4% ke USD 64,25 per barel, sementara WTI turun USD 1,63 atau 2,6% ke USD 60,42 per barel — keduanya mencatat level penutupan terendah sejak 10 April.
Kekhawatiran Resesi Global Akibat Perang Dagang
Mayoritas ekonom dalam survei Reuters memprediksi dunia bisa terjerumus ke dalam resesi akibat perang dagang yang dipicu oleh tarif agresif Trump. China, sebagai konsumen minyak terbesar kedua setelah AS, membalas dengan tarif tinggi atas produk impor AS, memperuncing konflik.
“Setiap hari tanpa kesepakatan dagang membawa kita lebih dekat ke kehancuran permintaan global,” kata Bob Yawger dari Mizuho.
Defisit Dagang AS Melebar, UPS Pangkas 20.000 Pekerja
Dampak perang dagang juga terasa luas di sektor korporasi. UPS mengumumkan pemangkasan 20.000 tenaga kerja, sementara General Motors menarik proyeksi keuangannya karena menanti kejelasan kebijakan tarif baru.
Trump sendiri bersiap menerbitkan perintah eksekutif untuk melunakkan dampak tarif otomotif, termasuk insentif pajak untuk produsen dalam negeri seperti telah diberitakan sebelumnya.
Produksi OPEC+ Bakal Naik Lagi
Sumber Reuters menyebutkan bahwa sejumlah anggota OPEC+ tengah mempertimbangkan percepatan kenaikan produksi untuk bulan kedua berturut-turut. Analis dari Saxo Bank menyebut, “Kenaikan produksi OPEC+ datang di saat yang buruk, ketika sentimen pasar sudah lemah.”
Sementara itu, Kazakhstan – anggota OPEC+ – justru menaikkan ekspor minyaknya hingga 7% secara tahunan selama Januari–Maret 2025.
Stok Minyak AS Terus Meningkat
Data dari American Petroleum Institute dan EIA yang akan dirilis minggu ini diperkirakan menunjukkan kenaikan stok sebesar 0,5 juta barel, yang bila dikonfirmasi akan menjadi kenaikan kelima berturut-turut. Tren ini mengindikasikan kelebihan pasokan, yang semakin menekan harga. (nsp)
Load more