Geber Teknologi Carbon Capture and Storage (CSS), IICCS Forum 2025 Bakal Kumpulkan Ratusan Pemain Karbon Global: RI Punya Potensi Menjanjikan
- ICCSC
Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia saat ini sedang mengebut transisi menuju ekonomi hijau melalui pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS).
Oleh karena itu, Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) akan mengumpulkan ratusan pemangku kepentingan global di sektor teknologi carbon capture and storage (CCS) melalui The 3rd International & Indonesia CCS Forum 2025.
Acara berskala global yang puncaknya dijadwalkan berlangsung pada 7 hingga 8 Oktober 2025 itu, akan dihadiri lebih dari 100 pembicara terkemuka dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, industri, akademisi, dan investor akan turut ambil bagian dalam forum tersebut.
Melalui forum ini, ICCSC berharap dapat mempercepat penerapan CCS sebagai pilar penting dalam menekan emisi karbon sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Melalui konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (21/4/2025), Executive Director ICCSC Belladonna Troxylon Maulianda menjelaskan bahwa forum ini digelar sebagai ajang strategis untuk mempertemukan para pemangku kepentingan lintas sektor dan negara.
“CCS memiliki peran krusial dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung pencapaian target net-zero Indonesia. Melalui forum ini, kami ingin memperkuat kolaborasi global untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang pengembangan CCS,” ujar Belladonna.
Ia juga menyampaikan bahwa tema forum tahun ini, “Advancing Indonesia as a CCS Hub Leader in the Asia Pacific: Achieving Net Zero and Economic Growth”, akan menjadi cerminan dari semangat bersama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui energi bersih.
“Kami berharap acara ini dapat menghasilkan solusi inovatif dan rekomendasi kebijakan yang mendukung percepatan pengembangan CCS di Indonesia dan dunia,” tambahnya.
Potensi Menjanjikan RI di Sektor CCS
Belladonna menyampaikan, Indonesia mempunyai peluang bisnis selama 200 tahun dari penyimpanan karbon lintas negara atau carbon capture and storage (CCS) cross border.
Pasalnya, Indonesia digadang memiliki kapasitas penyimpanan karbon yang cukup besar. Mengacu pada data Kementerian ESDM, RI memiliki potensi penyimpanan CO₂ mencapai 577,62 giga ton
Potensi itu dari depleted oil & gas reservoir sebesar 4,85 giga ton dan saline aquifer sebesar 572,77 giga ton.
Bahkan, jika hanya digunakan untuk menyimpan emisi domestik, potensi penyimpanan karbon Indonesia bisa bertahan hingga seribu tahun.
“Jika emisi domestik kita sekitar 600 juta ton per tahun, maka 600 giga ton potensi penyimpanan itu cukup untuk sekitar 1.000 tahun,” ujarnya.
Oleh karena itu, Belladonna optimistis potensi besar ini akan menciptakan multiplier effect yang signifikan, termasuk pembukaan lapangan kerja hijau hingga 170 ribu tenaga kerja per tahun.
“Kita juga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB. Menurut perhitungan kami, kontribusinya bisa mencapai 0,8% hingga 1%,” ujarnya.
Sampai saat ini, lanjutnya, telah ada investasi untuk tiga proyek CCS yang rencananya akan beroperasi pada 2030, dengan nilai investasi total mencapai kurang lebih US$38 miliar.
“Investasi ini berasal dari perusahaan multinasional maupun nasional. Salah satunya adalah Exxon, yang akan membangun fabric tech global, yaitu pabrik petrokimia yang sejak hari pertama sudah terintegrasi dengan CCS,” terangnya.
Director of Indonesia Advocacy & Policy Development at ExxonMobil Low Carbon, Evan Lukas, memaparkan bahwa IICCS tahun ini akan diisi dengan berbagai kegiatan strategis, mulai dari diskusi panel tingkat tinggi, pameran teknologi, hingga sesi jejaring dengan para pelaku utama industri CCS.
“Forum ini tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga tempat lahirnya kemitraan strategis dan solusi inovatif untuk tantangan global dalam pengembangan CCS,” kata Evan yang juga Ketua Panitia Pelaksana The 3rd IICCS Forum 2025.
“Kami mengundang semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, untuk berpartisipasi aktif dalam forum ini. Bersama-sama, kita dapat membangun jaringan CCS hub regional menuju masa depan rendah karbon dan mendukung transisi energi,”* imbuhnya.
ICCSC meyakini bahwa forum ini akan menjadi pendorong penting dalam mengokohkan posisi Indonesia sebagai pusat jaringan CCS regional yang mampu mendekarbonisasi sektor industri berat, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan energi nasional.
Di sisi lain, dukungan penuh juga telah datang dari pemerintah. Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Elen Setiadi, menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan forum tersebut.
“Pemerintah mendukung penuh acara ini sebagai bagian dari upaya mencapai target energi transisi dan net-zero emission. CCS adalah salah satu kunci utama dalam transisi energi bersih di Indonesia,”* kata Elen.
Tak hanya menjadi ajang diskusi, The 3rd International & Indonesia CCS Forum 2025 juga membuka kesempatan bagi peserta untuk bertemu langsung dengan para pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan pakar CCS dari berbagai negara.
Pameran teknologi CCS terkini pun akan menjadi daya tarik utama, menampilkan berbagai inovasi mutakhir dari perusahaan-perusahaan global.
Intinya, ICCSC mengajak seluruh mitra strategis, asosiasi industri, perwakilan pemerintah, dan media untuk berpartisipasi aktif dalam forum yang bukan sekadar panggung bertukar pikiran, tetapi juga momentum untuk mengambil langkah nyata menuju masa depan energi yang bersih dan berkelanjutan. (rpi)
Load more