Rupiah Menguat ke Rp16.831 per Dolar AS, Didorong Sentimen Negatif atas Pernyataan Trump Soal The Fed
- tvOnenews.com/Wildan M.
Jakarta, tvOnenews.com – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pagi (21/4). Penguatan ini terjadi seiring tekanan terhadap indeks dolar AS, yang disebabkan oleh pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Berdasarkan data transaksi spot pagi ini, rupiah terapresiasi sebesar 46 poin atau 0,27 persen ke level Rp16.831 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.877 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS juga menunjukkan pelemahan, turun ke kisaran 98 setelah sempat berada di atas 99 pada pekan sebelumnya.
Pernyataan Trump Dinilai Tekan Dolar AS
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan dolar AS terjadi akibat persepsi negatif pasar terhadap intervensi verbal Trump terhadap The Fed.
“Tekanan terhadap dolar AS terbaru datanya dari persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Trump yang meminta Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga acuannya,” ujar Ariston kepada ANTARA, Senin (21/4).
Pernyataan Trump dinilai sebagai bentuk intervensi terhadap independensi bank sentral, yang justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor global.
Dalam unggahan media sosial Truth Social pada 17 April 2025, Trump menulis, “Powell’s termination cannot come fast enough!”, mengindikasikan keinginannya agar Jerome Powell segera diberhentikan dari jabatannya sebagai Gubernur The Fed.
Pada hari yang sama, Trump juga menyatakan kepada wartawan, “Saya tidak senang dengan dia (Powell). Saya membuat dia mengetahuinya,” merujuk pada ketidaksukaannya terhadap sikap Powell yang dinilai lambat dalam merespons tekanan ekonomi akibat kebijakan tarif Trump sejak awal April.
Sentimen Negatif Dorong Rupiah dan Mata Uang Asia
Komentar Trump tersebut memicu kekhawatiran bahwa The Fed bisa dipolitisasi, yang berujung pada pelemahan dolar AS secara global. Sentimen ini turut mendukung penguatan mata uang regional Asia, termasuk rupiah.
“Penguatan rupiah juga dipengaruhi pelemahan dolar AS yang tertekan dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS karena kenaikan harga-harga barang konsumsi,” jelas Ariston.
Ia memperkirakan rupiah berpotensi terus menguat dengan target support di level Rp16.700, dan resisten berada di kisaran Rp16.830. (ant/nsp)
Load more