Saham AS Melejit Lagi! Investor Tarik Nafas Usai Drama Tarif Trump-Jepang
- Associated Press
Jakarta, tvOnenews.com – Pasar saham Amerika Serikat kembali bernapas lega. Di tengah gejolak dan kekhawatiran pasar global, futures saham AS menunjukkan tren positif menjelang penutupan minggu perdagangan ini.
Melansir dari Reuters, fokus utama para investor tertuju pada sinyal positif dari pembicaraan perdagangan antara AS dan Jepang yang disebut Presiden Donald Trump sebagai “kemajuan besar”.
Setelah aksi jual tajam di sesi sebelumnya, pasar akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada Kamis pagi waktu setempat, Dow Jones E-mini melonjak 360 poin (+0,9%), S&P 500 E-mini menguat 0,98%, dan Nasdaq 100 E-mini terbang 1,1%.
Tarif Trump dan Drama Perdagangan
Kebijakan tarif Presiden Trump yang agresif terhadap berbagai negara, termasuk Jepang, sempat mengguncang pasar. Namun kini, optimisme mulai kembali.
Trump menyatakan bahwa negosiasi dengan Jepang menunjukkan hasil yang menjanjikan, membuka peluang untuk mengurangi ketegangan dagang yang selama ini menghantui pelaku pasar.
Saham Chip Bangkit, Tapi Tantangan Belum Usai
Pemulihan saham juga didorong oleh hasil positif dari raksasa semikonduktor TSMC, yang sahamnya di AS naik hingga 3,6% di pra-pasar. Nvidia ikut terdongkrak 1,3%, setelah anjlok hampir 7% sehari sebelumnya karena kekhawatiran ekspor chip AI ke China. Namun, sektor chip belum benar-benar aman. Intel justru turun 1,8%, menyusul laporan bahwa mereka butuh lisensi khusus untuk ekspor chip AI ke China.
Powell dan The Fed: Tak Mau Gegabah
Ketua The Fed, Jerome Powell, menambah nada hati-hati dengan memperingatkan bahwa tarif Trump bisa memicu inflasi dan menekan pertumbuhan. Pernyataan ini membuat pelaku pasar semakin menahan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Menurut data CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Mei hanya 13,5%, turun dari 27% minggu lalu.
Volatilitas Jadi Nama Tengah Pasar
Pasar saham AS mengalami fluktuasi ekstrem dalam beberapa pekan terakhir. Setelah mencatat minggu terbaik sejak November 2023, kini S&P 500 kembali berada di jalur penurunan mingguan sekitar 1,6%. Hal ini menegaskan betapa rapuhnya sentimen pasar saat ini, yang bisa berubah seketika akibat pernyataan atau data ekonomi baru.
Load more