Palu Godam Trump: Indonesia Siap Negosiasi, Pintu Dialog Masih Terbuka
- tvOnenews.com/Julio Tri Saputra
Jakarta, tvOnenews.com – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait tarif impor terhadap produk Indonesia mengundang reaksi dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa kebijakan ini harus disikapi dengan strategi diplomasi dan negosiasi yang cermat.
Trump Memulai, Indonesia Menjawab dengan Strategi
Keputusan Trump dinilai sebagai opening statement, bukan akhir dari perundingan. Indonesia tetap harus waspada, tetapi peluang untuk bernegosiasi masih terbuka.
Posisi Indonesia sebagai negara strategis di kawasan Pasifik serta perannya di ASEAN dan APEC menjadi modal kuat dalam diplomasi ekonomi.
“Kita harus melihat kebijakan ini sebagai pembuka negosiasi, bukan sebagai keputusan final. Indonesia dan AS memiliki hubungan dagang yang saling menguntungkan. Oleh karena itu, kami yakin bahwa jalur komunikasi dan diplomasi masih terbuka,” ujar Anindya Novyan Bakrie dalam pernyataan resminya.
Kadin mendukung langkah pemerintah untuk menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi kebijakan ini. Komunikasi yang erat dengan pemerintahan AS, termasuk pengiriman delegasi tingkat tinggi ke Washington DC, menjadi langkah penting dalam menjaga hubungan bilateral.
Kerja Sama ASEAN dan Arah Baru Diplomasi Dagang
Indonesia juga berkoordinasi dengan Malaysia sebagai pemegang Keketuaan ASEAN untuk mengambil langkah kolektif. Sepuluh negara ASEAN terkena dampak kebijakan Trump, sehingga solidaritas kawasan menjadi kunci. Kadin juga akan berdiskusi dengan mitra ASEAN dan APEC Business Advisory Council guna memperkuat posisi dunia usaha dalam negosiasi ini.
“Kita tidak bisa bergerak sendiri. Dalam kondisi ini, kerja sama regional menjadi sangat penting. Langkah pemerintah untuk berkoordinasi dengan ASEAN adalah keputusan yang tepat, mengingat seluruh negara anggota juga terdampak oleh kebijakan tarif AS,” jelas Anindya.
Selain itu, perluasan pasar ke Asia Tengah, Eropa, hingga Amerika Latin menjadi opsi yang harus dikembangkan. Indonesia juga bisa memanfaatkan permintaan AS terhadap produk pertahanan, pesawat terbang, serta LNG sebagai bagian dari strategi timbal balik dalam perundingan.
Tarif 32% dan Dampaknya bagi Ekonomi Nasional
Jika AS benar-benar menerapkan tarif impor hingga 32% untuk produk Indonesia, dampak besar akan terasa pada neraca perdagangan dan investasi. AS merupakan mitra dagang utama yang menyumbang surplus perdagangan sebesar 16,8 miliar dolar AS pada 2024.
Produk ekspor utama Indonesia ke AS adalah barang manufaktur, seperti peralatan listrik, alas kaki, dan pakaian. Kenaikan tarif ini berpotensi mengganggu pertumbuhan sektor industri padat karya dan mempengaruhi ketenagakerjaan.
“Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi dengan solusi konkret. Kenaikan tarif akan berdampak pada banyak sektor, terutama industri manufaktur. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat daya saing dan mencari pasar alternatif,” tambahnya.
Indonesia selama ini menikmati fasilitas Preferensi Sistem Umum (Generalized System of Preferences/GSP) dari AS, yang memungkinkan beberapa barang masuk tanpa bea. Dengan kebijakan tarif baru, Indonesia perlu memastikan agar fasilitas ini tetap bisa dinikmati atau mencari skema alternatif yang lebih menguntungkan.
Menghadapi ‘Palu Godam’ Trump dengan Langkah Konkret
-
Negosiasi perdagangan lebih selektif, fokus pada industri terdampak secara vertikal, dari hulu hingga hilir.
-
Memanfaatkan peluang ekspor bahan baku strategis, seperti nikel dan mineral lainnya, yang sesuai standar lingkungan AS.
-
Menarik investasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), khusus bagi industri AS dan sekutunya.
-
Memastikan regulasi perdagangan yang lebih transparan agar tidak menjadi alasan bagi AS untuk menerapkan kebijakan proteksionis.
-
Menghadapi tuduhan AS soal tarif Indonesia, dengan membentuk tim klarifikasi dan negosiasi.
Momentum Kebangkitan Ekonomi Indonesia
Keputusan Trump harus menjadi dorongan bagi Indonesia untuk melakukan reformasi ekonomi lebih dalam. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kabinetnya untuk menyusun paket deregulasi guna mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
“Kami mengapresiasi langkah Presiden Prabowo dalam merespons kebijakan ini. Dengan adanya deregulasi dan reformasi ekonomi, Indonesia bisa mempertahankan daya saing dan menarik investasi lebih banyak,” ujar Anindya.
Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan harus bekerja sama memastikan stabilitas rupiah serta menekan biaya ekonomi tinggi. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Indonesia bukan hanya bisa bertahan dari ‘palu godam’ Trump, tetapi juga menjadikannya sebagai momentum kebangkitan ekonomi nasional. (nsp)
Load more