Trump Kejutkan Dunia! Indonesia Kena Tarif 32 Persen, Kanada & Australia Protes Keras
- Anadolu
Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam kebijakan barunya, Trump menetapkan tarif impor sebesar 32 persen bagi Indonesia, yang mulai berlaku pada 9 April 2025.
Pemerintah Indonesia menyatakan keberatan terhadap kebijakan ini dan tengah mempertimbangkan langkah-langkah diplomatik untuk menanggapi keputusan tersebut. Menteri Perdagangan RI menegaskan bahwa kebijakan ini berpotensi merugikan eksportir Indonesia dan hubungan dagang antara kedua negara.
Tak hanya Indonesia, kebijakan ini juga memicu protes keras dari dua negara sekutu AS, yakni Kanada dan Australia. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, serta Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, sama-sama melayangkan protes terhadap tarif yang dinilai merugikan perekonomian global.
Kanada: Tarif Trump Justru Akan Merugikan AS
Mark Carney menegaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan AS tidak hanya akan berdampak negatif bagi mitra dagangnya tetapi juga bagi ekonomi Amerika sendiri.
"Presiden Trump baru saja mengumumkan serangkaian kebijakan yang akan secara mendasar mengubah sistem perdagangan internasional," ujar Carney dalam konferensi pers pada Rabu (2/4) malam.
Carney menilai bahwa dampak kebijakan ini akan semakin buruk seiring waktu. "Jadi, kita berada dalam situasi di mana kebijakan ini akan berdampak pada perekonomian AS, dan menurut penilaian kami, dampaknya akan semakin besar seiring waktu serta bersifat negatif bagi ekonomi AS," katanya.
Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa tarif ini akan langsung memengaruhi jutaan warga Kanada yang bergantung pada ekspor ke Amerika Serikat.
Australia: Tarif Ini Sama Sekali Tak Beralasan
Di belahan dunia lain, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut tarif 10 persen yang dikenakan terhadap negaranya sebagai kebijakan yang "sepenuhnya tidak berdasar."
"Bagi Australia, tarif ini bukan sesuatu yang mengejutkan, tetapi izinkan saya menegaskan: tarif ini sama sekali tidak beralasan," tegas Albanese pada Rabu (2/4).
Menurutnya, Trump menyebut tarif ini sebagai bentuk timbal balik, tetapi justru bertentangan dengan prinsip perdagangan yang adil.
"Presiden Trump menyebutnya sebagai tarif timbal balik. Jika benar timbal balik, maka tarifnya seharusnya nol, bukan 10 persen. Kebijakan tarif pemerintahan ini tidak memiliki dasar logis dan justru bertentangan dengan prinsip kemitraan antara dua negara. Ini bukan tindakan yang dilakukan oleh seorang sahabat," lanjutnya.
Load more