Kurs Rupiah Kembali Anjlok Saat Lebaran, Siap - siap Tembus Level Terendah Saat Krisis Tahun 1998 di Rp16.800 per Dolar AS
- ANTARA
Jakarta, tvonenews.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS kembali terpuruk pada perdagangan di pasar spot. Pada saat libur Lebaran, kurs Rupiah kembali mencetak rekor terendahnya sejak krisis moneter tahun 1998 lalu.
Berdasarkan data yang dikutip dari tradingeconomics.com, pada perdagangan Senin (31/3/2025) sore, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS (USDIDR) kembali melemah 46 poin atau 0,28 persen, ke level Rp16.650 per Dolar AS.
Nilai tukar Rupiah kembali melemah di tengah menguatnya mayoritas mata uang global terhadap Dolar AS. Nilai tukar rupiah ini merupakan level terendahnya sepanjang sejarah. Kurs Rupiah hari ini hanya sedikit di bawah level terendah saat krisis moneter tahun 1998, dimana nilai tukar Rupiah sempat terpuruk ke level Rp16.800 per Dolar AS.
Pelemahan Rupiah yang terjadi hari ini melanjutkan tren anjloknya nilai tukar Rupiah yang telah terjadi sejak sebulan terakhir. Saat libur Lebaran, Rupiah kian terpuruk seiring dengan berkurangnya intervensi dari Bank Indonesia di pasar keuangan domestik yang pada hari ini libur.
Sebelumnya, sejak sebulan terakhir, Bank Indonesia secara agresif terus melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Selain lewat pasar valuta asing, bank sentral juga melakukan aksi intervensi melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Negara (SUN), serta lelang SRBI (Sertifikat Rupiah Bank Indonesia).
Anomali Rupiah
Pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi pada saat libur Lebaran ini tergolong anomali jika dibandingkan dengan pergerakan mayorias mata uang global yang justru menguat terhadap Dolar AS.
Sejak akhir pekan lalu, mata uang Dolar AS terpantau melemah terhadap mayoritas mata uang global. Nilai tukar Dolar AS, yang diukur dengan Dolar Index terpantau terus melemah dari level 107 ke level 103 dalam sebulan terakhir.
Nilai tukar Dolar AS kembali melemah seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar tentang rencana pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025 mendatang. Donald Trump diperkirakan akan mengumumkan kembali kenaikan tarif lanjutan terhadap negara - negara yang melakukan aksi balasan terhadap tindakan Amerika Serikat sebelumnya.
Load more