ADVERTISEMENT
Advertnative
Jakarta, tvOnenews.com - Eks karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dikabarkan akan menggeruduk rumah Iwan Lukminto di Solo hari ini, Jumat (21/3/2025).
Seperti diketahui bersama, pailitnya Sritex berujung pada penutupan seluruh pabrik dan pemutusan hubungan kerja belasan ribu karyawan pada 1 Maret 2025.
Masalahnya, Sritex belum sepenuhnya memenuhi hak-hak karyawan yang dipecat, terutama Tunjangan Hari Raya (THR) yang dijanjikan.
Oleh karena itu, Presiden Partai Buruh sekaligus Pimpinan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal, menyampaikan bahwa ratusan buruh akan unjuk rasa di depan rumah Iwan Lukminto meminta haknya.
Pasalnya, kata Said Iqbal yang mendapatkan informasi dari Serikat Pekerja di Solo, buruh Sritex dipastikan tidak akan mendapat THR.
"Sampai H-7, buruh Sritex tidak akan mendapat THR. Mudah-mudahan kawan-kawan dan Pak Presiden Prabowo mendengar ini. Tidak dapat THR! Kalau Menteri bilang terutang, nggak ada THR terutang," ujar Said Iqbal kepada awak media, Kamis (20/3/2025).
Said menegaskan bahwa Iwan Lukminto sebenarnya masih bisa untuk membayar hak para buruh memakai uang pribadinya.
Pasalnya, Iwan Lukminto yang digadang sebagai salah satu orang paling kaya di Solo masih memiliki kekayaan cukup fantastis.
Hal yang membuat Said tidak habis pikir adalah soal sejumlah perusahaan dan keluarga yang terafiliasi Iwan Lukminto yang tercatat dalam daftar penagih piutang ke Sritex.
Said menilai, hal itu sejatinya membuktikan bahwa Iwan Lukminto masih cukup kaya raya. Apalagi untuk hanya sakadar membayar THR buruh.
"Pemilik Sritex Iwan Lukminto itu masih kaya, sepuluh rumahnya di daerah Jawa Tengah, mungkin ada di Jakarta juga. Harta kekayaan (banyak). Beberapa pabrik anak perusahaan Sritex yang masih jalan, bahkan menggugat Sritex lebih dari triliunan, itu kekayaan dia," ujar Said.
Diketahui bahwa Tim kurator dalam proses kepailitan Grup Sritex membeberkan 11 perusahaan afiliasi milik keluarga Iwan Lukminto yang ikut menyampaikan tagihan dengan nilai total Rp1,2 triliun.
Bahkan ada perusahaan anak usaha Sritex itu yang salah satu direkturnya adalah Iwan Kurniawan Lukminto sendiri.
Pengusaha tekstil bernama lengkap Iwan Kurniawan Lukminto itu sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2020. Harta kekayaannya saat itu diperkirakan mencapai US$515 juta atau sekitar Rp8,1 triliun.
Pada tahun sebelumnya, Forbes juga mencatat kekayaan Iwan Lukminto mencapai US$585 juta atau sekitar Rp9,2 triliun.
Nasib pesangon 11.025 eks karyawan yang terdampak PHK Sritex diketahui sampai saat ini masih belum semuanya terpenuhi.
Jangankan THR, utang gaji eks karyawan Sritex saja sampai saat ini masih tercatat menumpuk.
Alhasil, pembayaran THR eks karyawan Sritex tampaknya akan sulit dibayar.
Terlebih, pembayaran THR dijanjikan akan dipenuhi seusai penjualan aset rampung dilakukan.
Adapun Sritex yang divonis pailit masih menyisakan sederet jejak utang yang sangat fantastis.
Berdasarkan Informasi Kepailitan Kurator Sritex, ada 1.654 tagihan yang diajukan oleh kreditor kepada Sritex.
Jumlah tagihan yang diajukan kepada Sritex dengan nilai mencapai Rp35,72 triliun dengan nilai yang diakui oleh Tim Kurator mencapai Rp29,88 triliun.
Daftar utang Sritex yang menumpuk itu termasuk juga kepada karyawannya sendiri. Diketahui sebanyak 343 eks karyawan dari anak usaha Sritex mengajukan tagihan.
Mereka adalah Pekerja Pengurus Unit Kerja (PUK) Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) pada PT Sinar Pantja Djaja.
Jumlah yang harus dibayarkan ke setiap karyawan juga berbeda-beda, mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Jika ditotal, tagihan kelompok PUK KSPN pada PT Sinar Pantja Djaja nilainya mencapai RP21.657.706.608 (Rp21,6 miliar).
Mengingat hal tersebut, Said Iqbal menegaskan kepada Menteri Ketenagakerjaan untuk tidak turut memberikan janji manis kepada buruh.
Pihaknya hanya mendesak agar bagaimana pun caranya, Iwan Lukminto membayarkan pesangon dan THR karyawan menggunakan uang pribadinya.
"Apa yang dituntut? Bayar THR! Oleh karena itu, Menteri jangan memberikan janji manis yang sebenarnya nggak mampu,” tegasnya. (rpi)
Load more