Nasib Saham Sawit Lo Kheng Hong setelah ANJT Dicaplok Taipan Ciliandra Fangiono, Pak Lo Bisa Tarik Uang Puluhan Miliar
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk atau PT ANJ (ANJT) resmi bakal berpindah tangan ke PT Ciliandra Perkasa selaku anak usaha First Resources Ltd yang tercatat di Bursa Singapura (SGX).
ANJT dan Ciliandra Perkasa milik taipan Ciliandra Fangiono telah menandatangani perjanjian pembelian saham bersyarat senilai 329,75 juta dolar AS atau sekitar Rp5,41 triliun.
Harga tersebut disepakati untuk 3,1 miliar saham atau 91,2 persen dari modal ditempatkan dan disetor PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT).
Akuisisi tersebut tentunya akan mempengaruhi kepemilikan saham sawit dari investor kawakan Lo Kheng Hong di ANJT.
Berdasarkan laporan tahunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, investor kawakan Lo Kheng Hong menggenggam 33.426.200 lembar saham ANJT atau 1% dari seluruh saham perseroan per 31 Desember 2023.
Nilai tersebut setara 33.426.200 helai saham dan menjadikan Lo Kheng Hong sebagai pemegang saham terbesar ANJT untuk kategori publik.
- Istimewa
Di sisi lain, Caliandra Fangiono selaku Direktur dan CEO First Resources menyampaikan, pembayaran sebesar 312,36 juta dolar AS akan dilakukan dalam bentuk tunai kepada penjual. Sementara, sisanya sebesar 17,4 juta dolar AS akan ditransfer ke rekening escrow setelah seluruh persyaratan terpenuhi.
"Pada saat penyelesaian Rencana Pengambilalihan, Pembeli akan membayar kepada Penjual US$312.357.970 tunai; dan sisa jumlah Pertimbangan sebesar US$17.401.800 (Jumlah Escrow) akan dibayarkan oleh Pembeli secara tunai ke dalam 2 (dua) rekening penampungan masing-masing untuk rekening (I) PT AKJ dan (II) PT MDN," kata Ciliandra Fangiono dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (20/3/2025).
Sebagai pengendali baru, Ciliandra Perkasa menegaskan akan patuh pada regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penawaran tender wajib (mandatory tender offer/MTO) sesuai dengan POJK 9/2018.
Selama proses MTO, Ciliandra Perkasa juga akan menyerap saham ANJT yang masih dimiliki publik, yakni sebanyak 296,19 juta lembar saham atau setara 8,83 persen dari total saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk milik Lho Kheng Hong.
Estimasi dana yang dibutuhkan untuk membeli sisa saham yang dimiliki publik tersebut mencapai 31.940.230 dolar AS atau Rp523,56 miliar (kurs Rp16.392/dolar).
Load more