Tarif Baru AS Diberlakukan, Pasar Global Bergejolak, IHSG Tertahan
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak mendatar pada perdagangan Rabu ini, di tengah pemberlakuan tarif baru oleh Amerika Serikat terhadap negara mitra dagang utama.
Sentimen eksternal yang kurang kondusif turut memberikan tekanan pada pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.
IHSG dibuka menguat 32,73 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.413,13. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 naik 3,86 poin atau 0,53 persen ke level 729,14. Meski sempat menguat pada awal perdagangan, pergerakan indeks diperkirakan tetap terbatas.
“Pada perdagangan hari ini, IHSG diprediksi bergerak sideways (mendatar) seiring minimnya katalis positif di pasar,” ungkap Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam laporan analisisnya.
Tarif Baru AS Memicu Risiko Perang Dagang
Ketidakpastian global semakin meningkat setelah Presiden AS Donald Trump resmi memberlakukan tarif impor baru sebesar 25 persen terhadap barang-barang dari Meksiko dan Kanada. Selain itu, bea masuk terhadap barang-barang asal China juga mengalami kenaikan signifikan. Kebijakan proteksionis ini memicu reaksi keras dari Kanada dan Meksiko, yang berencana menerapkan tarif balasan terhadap produk AS. Risiko perang dagang yang kian meningkat dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Reaksi negatif terhadap kebijakan ini terlihat jelas di pasar saham global. Indeks STOXX 600 pan-Eropa anjlok 2,14 persen ke 551,07, mencatat penurunan terdalam sejak Agustus 2024. Sementara itu, indeks DAX Jerman jatuh 3,54 persen, FTSE 100 Inggris melemah 1,27 persen, dan CAC 40 Prancis turun 1,85 persen.
Pasar saham AS juga mengalami tekanan besar. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,55 persen ke 42.520,99, S&P 500 turun 1,22 persen ke 5.778,15, dan Nasdaq Composite merosot 0,35 persen ke 18.285,16.
Dampak Terhadap Pasar Asia dan Indonesia
Bursa saham Asia pagi ini menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,25 persen ke 37.423,23, sementara indeks Shanghai China melemah 0,14 persen ke 3.319,72. Bursa Malaysia dan Singapura masing-masing mengalami kenaikan tipis, mencerminkan sentimen hati-hati investor.
Di Indonesia, investor cenderung wait and see sambil mencermati perkembangan kebijakan perdagangan global. Kenaikan IHSG yang terbatas mencerminkan sikap waspada pelaku pasar terhadap kemungkinan dampak dari kebijakan tarif AS terhadap perdagangan internasional dan stabilitas ekonomi dalam negeri.
Load more