Ketua OJK Mahendra Siregar Bongkar Strategi Percepatan Ekonomi: Ini 4 Langkah Kuncinya
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan strategi percepatan ekonomi Indonesia dalam acara Finance Lecture di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (28/2).
Dalam pemaparannya, Mahendra menyoroti kondisi global yang semakin tidak pasti dan bagaimana Indonesia harus bersiap menghadapi tantangan ekonomi ke depan.
Mahendra menegaskan bahwa saat ini bukan lagi era fair play, melainkan fear play, mengacu pada ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Menurut Mahendra, meskipun ekonomi Indonesia tetap solid dengan pertumbuhan di kisaran 5%, akselerasi ke level yang lebih tinggi memerlukan langkah konkret. Ia memaparkan empat langkah utama yang akan menjadi kunci percepatan ekonomi nasional.
1. Optimalisasi Sumber Daya yang Ada
Mahendra menekankan bahwa sumber daya dan likuiditas yang ada harus dioptimalkan agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
“Kami melihat bagaimana kondisi likuiditas di sektor keuangan dan bagaimana kita bisa mendorongnya lebih jauh,” katanya.
2. Pengembangan Sektor Jasa Keuangan
OJK telah mengambil langkah-langkah strategis, termasuk transisi aset kripto, keuangan derivatif, bullion, serta pengawasan lebih ketat terhadap koperasi simpan pinjam dan konglomerasi keuangan.
“Kami menyelesaikan semua amanat Undang-Undang P2SK, sehingga sektor keuangan bisa lebih kuat dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Mahendra.
3. Penguatan Kapasitas dan Pengawasan Sektor Keuangan
Mahendra menegaskan bahwa industri jasa keuangan semakin kompleks dan membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.
“Risiko di industri semakin besar, sehingga penguatan kapasitas dan pengawasan mutlak diperlukan agar sektor ini tetap sehat dan berdaya saing,” ujarnya.
4. Peningkatan Integritas Sektor Keuangan
Langkah terakhir adalah memastikan pertumbuhan sektor keuangan tidak mengorbankan integritas.
“Kita tidak bisa membiarkan ekspansi terjadi tanpa kontrol. Keuangan harus tetap transparan, akuntabel, dan bebas dari praktik yang merugikan,” tegasnya.
Mahendra juga mengingatkan bahwa ketidakpastian global semakin meningkat, terutama dengan dinamika geopolitik dunia. Ia menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat serta perlambatan ekonomi China yang bisa berdampak pada Indonesia.
“Saat ini kita menghadapi the new ball game, di mana kondisi ekonomi bisa berubah secara tiba-tiba. Indonesia harus bersiap menghadapi kemungkinan dampak dari ketegangan geopolitik dan perubahan kebijakan negara besar,” ungkapnya.
Load more